Ali memandang ke arah jendela, melihat langit yang mulai gelap,
"Aku berencana untuk membantu keluarga kurang mampu di sekitar kita. Sudah lama aku merasa bahwa ada kebutuhan yang belum terpenuhi di sekitar kita, dan Ramadan adalah saat yang tepat untuk bertindak."
Ahmad mengangkat alisnya dengan kagum, " Itu adalah rencana yang mulia, Ali. Aku yakin Allah akan memberkahi setiap langkahmu."
Setelah shalat Tarawih, Ali bergegas pulang ke kosannya.
Setiba di rumah, Ali membuka lemari es dan mengeluarkan sebagian dari makanan yang telah ia siapkan untuk berbuka.
Setumpuk roti, daging, dan buah-buahan segar menunggu untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Esok harinya, Ali bersama dengan Ahmad menyusuri jalan-jalan kecil di sekitar kota mereka.
Mereka mengunjungi rumah-rumah sederhana dan mengantarkan bantuan yang mereka siapkan.
Di setiap pintu yang mereka ketuk, senyum tulus dan doa syukur menyambut mereka.
Namun, di tengah kesibukan berbagi tersebut, Ali tersadar bahwa ada satu keluarga yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.
Keluarga itu tinggal di sudut Kota yang jauh dari keramaian, di sebuah rumah kecil yang nyaris terlupakan.