Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Peradaban Gemilang adalah Cita-Cita Kemaslahatan

4 Agustus 2021   10:24 Diperbarui: 4 Agustus 2021   12:16 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cover buku Membangun Peradaban Gemilang. (dokpri)

SEMUA pasti ada titik mulanya. Namun, tidak lantas harus berhenti pada sebuah akhir pencapaian!


Begitu sekiranya yang dapat disimpulkan, dari satu buku berjudul 'Membangun Peradaban Gemilang,' yang ditulis Pahri dan co-writernya, Munali. Buku ini disusun sebagai sebuah catatan perjalanan panjang sekolah bintang, SMK Muhammadiyah 7 (SMK MUTU) Gondanglegi Kabupaten Malang.

Sebagai sebuah catatan, tentu saja banyak liku dan dinamika yang bisa dikisahkan dalam buku ini. Karuan saja, buku 'Membangun Peradaban Gemilang' ini akhirnya tersusu dalam 13 Bagian, 251 bab dan 580 halaman. Panjang halaman yang lumrah tentunya untuk ukuran tulisan sejenis catatan perjalanan ataupun biografi.

Bagi penulis, pilihan kata 'membangun peradaban' dalam judul buku ini tentu bukan tanpa alasan dan tujuan. Peradaban memang sangat identik dengan dunia pendidikan, dan membangun peradaban berarti ada proses panjang dan berkelanjutan yang banyak terjadi di dalamnya.

Karuan saja, isi tulisan dalam buku ini terbagi dalam beberapa kurun waktu atau era perjalanan. Yakni, era masa sulit (hal. 79-135), era pertumbuhan (hal. 139-166), era konsolidasi (hal. 171-199), era percepatan, hingga era emas (hal. 327-377). Selama kurun waktu di tiap era ini, tertulis apapun yang terjadi dan sudah dialami di SMK MUTU ini.

Bagaimana kisah perjalanan penuh liku ini bermula. Sebagai titik awal, penulis dalam buku ini menyebutnya sebagai masa-masa sulit. Kisah jungkir balik demi eksistensi dan keberlangsungan pendidikan di SMK MUTU banyak terjadi di kurun masa ini. Situasi sulit yang mengharuskan banyak kerja keras semua guru dan berbagai pihak yang terlibat langsung dari sekolah ini.

Dituliskan, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi awalnya hanya sekolah kecil dengan hanya 2 (dua) jurusan atau program keahlian, tepatnya sejak tahun? Bisa dibayangkan, saat itu guru hanya menerima gaji sebesar Rp 75 ribu perbulan, harus pula menggadaikan surat kendaraan untuk bisa membayar gaji karyawan. Hingga, mobil sewaan dan kredit, atau listrik yang kerap padam saat praktimum karena kapasitas daya yang kurang memadai (Bagian Masa Sulit, hal. 79 sampai 125).

Mimpi dan cita-cita besar lebih memajukan SMK swasta kecil ini bermula dari kesempatan membuka wawasan yang dialami Pahri, selaku kepala SMK Mutu. Tak tanggung-tanggung, belajar bagaimana sebuah sekolah maju ini dilakukannya hingga ke luar negeri. Tepatnya, melihat langsung sekolah dan kampus ternama di Jepang dan Perancis (hal. 255).

Selama juga sepulang dari Negeri Sakura ini, banyak pemikiran visioner dan obsesi memenuhi benak Pahri yang hanya lulusan sarjana Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini. Pahri cepat menyerap apapun yang didapatinya selama di Jepang. Mulai dari disiplin warganya di tempat-tempat publik, hingga berbagai kebiasaan baik dan inovasi yang ada di sekolah dan kampus yang dikunjunginya.

Hingga, seiring perjalanan waktu sederet prestasi dan penghargaan diperoleh Pahri dengan SMK MUTU yang dinakhodainya. Sebut saja, menjadi SMK Rujukan Nasional (2014), SMK Excellent School dari PP Muhammadiyah (2017), hingga penetapan SMK Revitalisasi dari Kemenko Perekonomian (2018).

Apakah ini berarti apa yang telah dialami sudah melewati puncak kejayaan? Jawabnya, belum! Dalam buku ini juga dituliskan, adanya masa pasca era emas. Yakni, era reposisi dan kebermaknaan untuk bangsa. Ini artinya, sebuah pencapaian dan hasil berbagai praktik baik (best practices) yang sudah dilakukan, tidak untuk dinikmati sendiri. Seperti menjadi rujukan studi banding, tempat magang calon kepala sekolah, dan berbagai pelatihan yang diberikan kepada khalayak umum di sekitarnya.

Ya, melalui pendidikan yang diselenggarakan SMK Muhammadiyah 7 tetap berharap mampu berkontribusi lebih luas bagi kemasalahatan dan martabat anak bangsa. Membantu sekolah lain, menjadi tempat ujian praktik kompetensi siswa lain, bakti sosial, hingga membantu pemberdayaan ekonomi warga sekitar.

Inovasi teknologi dan lebih banyak kerja sama internasional menjadi ideal yang masih terus akan diperkuat dan diwujudkan untuk sukses dan keunggulan di masa mendatang. SMK Muhammadiyah 7 juga sudah pernah menjajal dan mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan solar hybrid, dengan produk protype mobil berbahan solar cell, Suryawangsa.

Dalam buku ini, dituliskan tentang banyak pengalaman penting studi lapangan di Jepang, pada 2011 dan 2015. Juga, pengalaman kunjungan di Perancis, Swiss, dan Singapura. Akan tetapi, sebagai bagian penting dari titik mula terbukanya mindset dan cita-cita membangun sekolah hebat, sangat disayangkan ulasan penulis kurang banyak di bagian ini.

Sebaliknya, penulis dan penyusun buku terkesan berlebihan dengan lebih banyak bercerita soal kondisi dan lingkungan sekolah yang ada saat itu. Memang ada relevansinya sih, karena penulis ingin membandingkan kondisi sebelum dan setelah era emas dan kejayaan yang dimaksud.

Sebagai sekolah berbasis Islam, keyakinan dan perjalanan spiritual juga tak terlewatkan ditulis dalam buku 'Membangun Peradaban Gemilang' ini. Dituliskan bagaimana semua harapan dan cita-cita besar dimunajatkan kepada Allah Yang Maha Besar dan Berkehendak. Tepatnya pada saat konsolidasi dan rapat kerja pada 2010, dituliskan peserta menyempatkan diri bertahajud di sepertiga malam.

Banyak hikmah saat bermunajad di sepertiga malam waktu itu, memohonkan untuk perkembangan sekolah yang menjadi cita-cita bersama. Semua wajib berikhtiar, lalu menyerahkan semuanya pada Allah SWT (hal. 244).

Kebiasaan spiritual seperti ini terus dilanjutkan dan berlangsung dari waktu ke waktu. Diantaranya, dilakukan kebiasaa salat jamaah dan salat dluha setiap hari. Juga rutin dilakukan mendoakan siswa setiap pagi, dan morning spiritua gathering semua guru dan karyawan.

Spiritualitas dan keyakinan juga mendasari setiap aktivitas kerja dan pribadi di SMK MUTU. Diantaranya, keyakinan sedekah waktu diluar jam kerja, juga prinsip etos kerja Islam, yang senantiasa dikedepankan (hal. 225, 233). Dengan landasan ini, bekerja sampai menjelang malam, atau diluar tugas utama, adalah hal biasa yang dilakukan para guru dan karyawan.

Peradaban gemilang di SMK MUTU juga dibentuk penguatan wawasan, yang banyak disemai seorang Guru Besar ITS, Prof Dr Eng Imam Robandi. Ini lalu berlanjut beriringan dengan semangat literasi yang dibangun dari kegiatan menulis para guru. Beberapa karya buku yang sudah dihasilkan, salah satunya oleh Munali. Terpilihnya perpustakaan SMK Mutu sebagai perpustakaan Terbaik Jawa Timur juga bagian dari sukses semangat berliterasi ini.

Sebagai catatan perjalanan dari waktu ke waktu, dalam buku ini memang seolah tak terlewatkan diungkap tiap bagian peristiwa yang dialami. Tulisannya pun lebih bersifat catatan harian atau diari dan testimoni pengalaman penulis sendiri. Akan tetapi, banyak cerita yang ditulis kurang mendalam, terutama pada sejumlah bagian dari perjalanan yang sebenarnya sangat penting, menginspirasi, dan tidak jamak dialami. 

Gaya penyajian dalam buku inipun banyak yang monoton, dengan pilihan kata seperti bahasa sehari-hari. Dalam buku ini, kebanyakan ditulis cukup pendek, dengan rerata hanya 1-2 halaman, atau tak lebih dari 8 sampai 10 paragraf saja. Selain itu, hampir tidak ada foto ilustrasi momen penting ataupun infografis yang mendukung isi atau semua bagian buku.

Meski demikian, secara utuh buku ini sangat bagus dalam menggambarkan di balik kesuksesan besar yang dicapai. Ini pula yang diapresiasi Prof Dr Eng Imam Robandi, sekretaris Majelis Dewan Guru Besar PTN Badan Hukum, dalam testimoninya dalam buku, bahwa banyak etos dan nilai perjuangan yang disampaikan penulis dalam buku ini.


Seakan tak cukup jika mengulas semua isi buku 'Membangun Peradaban Gemilang' dalam tulisan ini. Singkatnya, membangun peradaban melalui pendidikan akan selamanya menjadi cita-cita. 


Sebagai kiat sukses, buku ini sangat gamblang untuk bisa dijadikan referensi dan model untuk bisa diadopsi dan diterapkan. Visi, orientasi, tata kelola, dan budaya praktik baik yang sudah diceritakan, cukup layak untuk dikembangkan untuk tercapainya ideal pendidikan dan peradaban gemilang dicitakan.

Tak dituliskan catatan atau refleksi akhir penulis. Namun,  dari kesempatan perbicangan dengan salah satu penuslinya, Pahri SAg MM, tergambarkan orientasi dan cita-cita visioner yang kelak ingin bisa dicapai lebih jauh lagi. Ibarat kata, tidak ada kata berhenti untuk terwujudnya sebuah cita-cita peradaban yang benar-benar terbaik dan bernilai kemasalahatan seluas-luasnya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun