Gaya penyajian dalam buku inipun banyak yang monoton, dengan pilihan kata seperti bahasa sehari-hari. Dalam buku ini, kebanyakan ditulis cukup pendek, dengan rerata hanya 1-2 halaman, atau tak lebih dari 8 sampai 10 paragraf saja. Selain itu, hampir tidak ada foto ilustrasi momen penting ataupun infografis yang mendukung isi atau semua bagian buku.
Meski demikian, secara utuh buku ini sangat bagus dalam menggambarkan di balik kesuksesan besar yang dicapai. Ini pula yang diapresiasi Prof Dr Eng Imam Robandi, sekretaris Majelis Dewan Guru Besar PTN Badan Hukum, dalam testimoninya dalam buku, bahwa banyak etos dan nilai perjuangan yang disampaikan penulis dalam buku ini.
Seakan tak cukup jika mengulas semua isi buku 'Membangun Peradaban Gemilang' dalam tulisan ini. Singkatnya, membangun peradaban melalui pendidikan akan selamanya menjadi cita-cita.Â
Sebagai kiat sukses, buku ini sangat gamblang untuk bisa dijadikan referensi dan model untuk bisa diadopsi dan diterapkan. Visi, orientasi, tata kelola, dan budaya praktik baik yang sudah diceritakan, cukup layak untuk dikembangkan untuk tercapainya ideal pendidikan dan peradaban gemilang dicitakan.
Tak dituliskan catatan atau refleksi akhir penulis. Namun, Â dari kesempatan perbicangan dengan salah satu penuslinya, Pahri SAg MM, tergambarkan orientasi dan cita-cita visioner yang kelak ingin bisa dicapai lebih jauh lagi. Ibarat kata, tidak ada kata berhenti untuk terwujudnya sebuah cita-cita peradaban yang benar-benar terbaik dan bernilai kemasalahatan seluas-luasnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H