BISA pergi haji itu nggak gampang dan berat! Ahh...siapa bilang? Banyak kok contoh keberangkatan berhaji tanpa dinyana dan direncanakan sebelumnya. Bahkan, saat calon jamaahnya tak ada persiapan cukup sebelumnya.
Ya, haji memang bukan lah kejadian biasa, dan bagi sebagian orang bisa jadi merupakan kesempatan dan pengalaman luar biasa. Haji tentunya juga bukan sebuah kebetulan, meski tidak jarang kesempatan ini didapatkan tanpa jauh direncanakan sebelumnya.
Bagi orang yang tergolong kurang mampu keadaan ekonominya, bisa pergi haji seperti sesuatu yang tidak mungkin dialami. Tetapi, beberapa kisah yang pernah ada, tidak ada yang tak mungkin ketika takdir Allah SWT telah menghendakinya.
Tidak sedikit pula, contoh keinginan berhaji seseorang yang akhirnya tak pernah jadi kenyataan. Ini karena kesempatan untuk menyiapkannya selalu ditunda dan dikesampingkan. Padahal, kekayaan dan kemampuan yang dimiliki sangat memungkinkan baginya menunaikan ibadah ini.
Bisa menunaikan haji sejatinya bukan sekadar perkara mampu atau karena ada kesempatan. Lebih dari itu, berhaji itu adalah hidayah dan panggilan Sang Khaliq, yang memang membutuhkan niat dan keikhlasan pelakunya. Dan, meniatkan berhaji saat masih muda, adalah sebuah jihad dan keistimewaan lebih bagi yang bisa melakukannya.
Siap Berhaji Muda adalah Jihad
Mau tau keutamaan dan keistimewaan haji saat masih muda? Ya, berniat haji muda punya banyak keuntungan yang insya Allah bisa didapat. Tak hanya kesiapan finansial dan kesehatan (dzahiriyah), melainkan pada dimensi keyakinan psikologis (bathiniah) dan nilai-nilai keutamaan (spiritualitas) yang bisa melakukannya.
Usia muda memang lebih produktif dan masih kuat jiwa raganya, menjadikan bisa saja gampang mencari sumber penghasilan. Jika sebagian rezeki sudah diniatkan untuk berhaji, maka sejatinya ia sudah dihadapkan ujian awal. Bagimana penghasilan yang dimiliki tidak habis digunakan untuk bersenang-senang, foya-foya, atau memenuhi semua kebutuhan pribadinya. Keinginan dan dorongan (syahwat) kuat, adalah tantangan terbesar yang selalu mengikuti kelompok usia ini.
Manfaat lainnya, kita akan lebih disiplin dan teratur kesehariannya manakala sudah meniatkan haji sejak muda. Terlebih dalam kondisi penghasilan pas-pasan atau tidak bisa selalu dipastikan, maka orientasi berhaji akan bisa menjadikan kita tak mudah pasrah, apalagi bermalas-malasan. Ingat pesan Rasulallah SAW, bahwa ada dua hal yang gampang disepelekan manusia, yakni kesehatan dan waktu luang.
Pemuda muslim yang sudah niat sepenuhnya cepat berhaji, maka tidak akan menggampangkan urusan waktu dan tetap menjaga kesehatannya. Umur manusia dan masa muda yang akan pasti dimintai pertanggung jawaban kelak: digunakan untuk apa saja? (HR at-Tirmidzi, nomor 2416), dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani).
Kenapa juga penting dan lebih istimewa berhaji muda? Islam, agama paripurna, juga banyak meyakinkan kita untuk pandai-pandai menjaga daya juang dan optimisme. Bahwa, siapapun yang menanam, kelak ia mengetam. Man jadda wa jadda! Banyak ikhtiar dan ijtihad sungguh sepatutnya terus ditanamkan pada muslim milenial.
Masih banyak keuntungan psikologis (bathiniah) lainnya. Sekali lagi, meniatkan berhaji muda memang harus diawali keikhlasan dan keyakinan hati yang benar-benar kokoh. Sebuah keyakinan yang bisa menjadi penguat, bahwa kelak manusia juga akan dimintai pertanggung jawabkan, bagaimana memanfaatkan masa muda dan sehatnya. Juga, darimana dan kemana dibelanjakan harta yang didapatkannya (selama masa mudanya).
Nilai-nilai keutamaan haji mabrur di usia muda tentunya juga lebih bermakna dibanding berhaji saat sudah berusia tua, atau menjelang tutup usia. Banyak pendapat meyakini, berhaji sejatinya juga merupakan jihad. Akhlaq dan kesalehan orang yang sudah menyandang predikat 'Pak Haji atau Bu Hajjah' memang berat untuk bisa dijaga secara istiqamah (konsisten). Terlebih, jika haji mabrur ini sudah disandang seorang abang haji atau neng hajjah.
Haji memang merupakan Rukun Islam kelima. Namun, bukan berarti ibadah haji adalah paripurna dan paling sempurna saat sudah bisa menyandangnya. Manakala sudah berniat ikhlas melakukan haji muda, maka keikhalasan ini pula yang akan menjaga ketaatan siapapun pada perintah agama. Sebuah keistimewaan tersendiri tentunya jika berhaji muda, berarti juga menjadi pemuda yang taat dan selalu terjaga amal ibadahnya yang lain.
Sekali lagi, banyak kajian keagamaan yang berpandangan sama, bahwa ibadah haji sama dengan berjihad. Karena, yang dilakukan selama dan sesudah haji itu sangat berat. Terlebih bagi usia muda, nilai jihad dalam arti kesungguhan dan pengendalian diri akan terlekat bersamaan dengan niatnya ikhlasanya berhaji muda.
Dengan sudah berniat haji sejak belia, sejatinya sudah terbentuk prakondisi dan kebiasaan menjaga ibadah saat masih remaja. Dan, pemuda yang mampu menjaga ibadah berikut semua amal kebajikan, mendapatkan kedudukan tersendiri di mata Allah azza wajalla.
Diriwayatkan dalam HR. Al-Bukhri dan Muslim, ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allh di bawah naungan 'Arsynya pada hari tidak ada naungan selain naungan Allh Azza wa Jalla. Diantaranya, imam yang adil dan pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allh Azza wa Jalla.
Gampang Disiapkan, Ikhlas Diniatkan
Gimana sahabat muda, masih belum yakin dengan manfaat meniatkan berhaji saat muda? Terlebih, sekarang pilihan cara untuk mempersiapkannya banyak dan gak susah-susah amat.
Berinvestasilah sedini mungkin untuk bekal kemuliaan akhirat kita kelak. Dan, haji mudah adalah investasi amaliah terbaik yang sangat tinggi keutamaannya bagi kaum mukminin.
Tetaplah ingat, investasi dan menempatkan uang hasil rezeki Allah SWT harus tetap terjamin aman dan berkah. Pilihan caranya, salah satunya dengan ikut program tabungan haji syariah
Mengutip seorang Perencana Keuangan Independen dari Zelts Consulting, Ahmad Gozali, seperti pernah dinukil melalui CNBC Indonesia, menyebutkan adanya kemudahan bagi calon haji muda kini. Menurutnya, niat berhaji yang harus dimulai dengan mengumpulkan uang muka haji sebesar Rp 25 juta, kini bisa dilakukan siapa saja.
Keberadaan dana syariah lembaga keuangan kini banyak yang menawarkan kemudahan ini. Dana syariah tersebut, bisa didapat calon haji dengan menabung di tabungan syariah, lalu ada sukuk negara, atau reksa dana saham syariah. Dengan demikian, tidak mustahil mengumpulkan Rp 25 juta, cukup dalam 5 tahun. Artinya, mendapatkan Rp 5 juta per tahun cukuplah gampang, dan milenial pun bisa menyicil dengan skema cicilan sebesar minimal Rp 400 ribu per bulan.
Sekali lagi, masa muda penting untuk tidak mensia-siakan niat kesempatan haji muda. Sementara, untuk berhaji melalui jalur reguler, bukan jalur tabungan Ongkos Naik Haji (ONH) Plus atau program swasta lain yang premium, waktu tunggu bisa berkisar antara 7 hingga 39 tahun dengan median 16 tahun tergantung embarkasinya.
Setidaknya, dengan kesiapan lebih awal dan kemudahan berhaji bagi para milenial kini, angka haji batal atau durasi masa antre berhaji bisa lebih terkurangi. Banyak haji batal karena pendaftarnya jatuh sakit, salah satunya juga karena masa tunggu terlalu lama, padahal usianya sudah terus menua. Â
Bank Danamon Indonesia Syariah misalnya, telah menjadi pionir bagi peningkatan munculnya calon-calon haji muda di Indonesia. Bank Danamon menyadari masih rendahnya angka jamaah haji usia muda, sementera masa tunggu untuk bisa berangkat haji rata-rata butuh waktu lebih dari 22 tahun.
Inisiatif ini diwujudkan Bank Danamon Syariah dengan berbagai kemudahan bagi masyarakat yang ingin bisa berhaji lebih muda. Nasabah usia 6 tahun atau 12 tahun pun sudah bisa menempatkan tabungannya ke rekening haji di bank ini. Bagi calon haji muda, Â Bank Danamon Syariah menyediakan produk Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH) dan Tabungan Rencana Haji iB. Kedua produk terbaru dari Bank Danamon ini merupakan ikhtiar yang bisa kita lakukan.
Layanan kemudahan haji muda ini didukung sepenuhnya melalui kerja sama Danamon Syariah dengan pihak Kementerian Agama Republik Indonesia, sejak beberapa tahun lalu. Rekening Tabungan Jemaah Haji misalnya, adalah tabungan dengan prinsip syariah titipan (wadiah) yang memberikan kepastian porsi haji, karena terkoneksi secara langsung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) dari Kementrian Agama RI.
Untuk setoran awal pada RJTH ini adalah 25 juta. Nasabah akan langsung mendapatkan nomor porsi. Nomor ini yang nantinya akan digunakan sebagai nomor antrean. Setelah itu, kita hanya tinggal menunggu kepastian berangkatnya saja. Mudah bukan?
Singkatnya, niat haji muda mudah saja disiapkan, namun ijtihad yang harus dijalani calon haji muda memang lebih berat. Tetap harus diyakini, haji muda juga bisa mendatangkan kenikmatan dan keberkahan yang tak bisa ditukar apapun. Kesempatan berhaji muda tentunya akan lebih bermakna, karena kedudukan pemuda taat akan juga didapatkan. Terlebih juga, haji muda masih bisa lebih disempurnakan pada saat mengulang kesempatan yang sama. Semoga kita semua mendapatkan kekuatan berniat haji muda! Amiiin Ya Rabb. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H