Mohon tunggu...
Medeline Puspitasari
Medeline Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi aktif jurusan Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi S1 Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Penyebab Kekerasan Dalam Pacaran pada Remaja

17 Desember 2022   14:56 Diperbarui: 17 Desember 2022   15:22 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LATAR BELAKANG MASALAH

Pada masa kini, rasanya pacaran sudah menjadi hal yang lazim dilakukan oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Bagi penulis sendiri, pacaran merupakan tahap awal dalam mengenal lebih jauh pasangan sebelum nantinya akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, atau seringkali dikatakan sebagai tahap seleksi. Pacaran juga merupakan tahap pembentukan dan tahap adaptasi suatu pasangan agar dapat mencocokan diri satu sama lain. Tentu saja kita semua menginginkan pasangan yang terbaik untuk diri kita sendiri di masa depan, maka dari itu, menurut penulis, fase pacaran ini merupakan fase yang penting dalam membangun hubungan sebelum akhirnya menuju ke jenjang pernikahan. Sayangnya, tujuan dan arah dari pacaran ini seringkali mengalami kekeliruan pemahaman pada anak di bawah umur, sehingga tujuan dari pacaran pun dihiraukan dan tidak sedikit yang menganggap bahwa pacaran hanya untuk bersenang-senang menghabiskan masa mudanya.

Dalam fase mengenal lebih jauh satu sama lain ini, pastinya akan sering muncul perbedaan pendapat yang menimbulkan konflik. Konflik ini sudah wajar dan semestinya terjadi. Namun, apakah konflik yang menimbulkan kekerasan ini wajar terjadi? Jawabannya adalah tidak. Tetapi pada kenyataannya, kekerasan dalam pacaran (KDP) ini seringkali terjadi dalam hubungan baik dari kalangan remaja maupun orang dewasa. Penyebab dan responnya pun bermacam-macam. Ada yang menerimanya, namun ada juga yang berusaha melawan.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengangkat tema kekerasan dalam pacaran (KDP) yang terjadi pada remaja. Remaja yang dimaksud yaitu berkisar pada usia 12-18 tahun. Penulis mengangkat tema tersebut karena menurut penulis, remaja pada usia tersebut belum benar-benar mengerti tujuan adanya fase pacaran dalam suatu hubungan yang akhirnya tidak ada kejelasan dari berjalannya suatu hubungan tersebut. Usia remaja juga merupakan masa pubertas dan perkembangan, di mana individu sedang mengalami perubahan fisik dan seringkali terjadi perubahan emosi atau emosi yang tidak stabil. Hal ini yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dalam pacaran pada remaja.

PEMABAHASAN

  • Pengertian Kekerasan Dalam Pacaran (KDP)

Jill Murray memaparkan bahwa kekerasan dalam pacaran merupakan bentuk pertahanan atas kekuasaan dan kontrol atas pasangannya dengan cara menggunakan kekerasan atau tekanan fisik.[1] Dalam pengertian ini, dapat ditelaah bahwa adanya perasaan berkuasa yang dimiliki salah satu orang atas pasangannya dan kekerasan ini merupakan bentuk untuk melanggengkan kekuasaannya.

Menurut Rifka Annisa (2008:2), kekerasan dalam pacaran merupakan kekerasan yang dilakukan seseorang kepada pasangannya dan meninggalkan penderitaan pada korbannya.[2] Penderitaan yang dimaksud dapat berupa penderitaan secara fisik seperti luka atau lebam, dan luka non-fisik seperti trauma dan gangguan psikologis lain.

Lalu menurut Poerwandari (Achi, 2000:20), kekerasan dalam pacaran merupakan bentuk usaha seseorang untuk mengintimidasi pasangannya baik secara verbal maupun fisik.[3] Usaha tersebut dapat berupa ancaman atau penggunaan kata-kata yang kurang pantas dan dengan melakukan kekerasan secara fisik seperti memukul, menampar, atau melempar barang dengan tujuan agar korban timbul rasa takut dan tunduk kepada pasangannya.

Maka dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam pacaran adalah kekerasan yang dilakukan seseorang kepada pasangannya, baik secara fisik maupun non-fisik yang bertujuan untuk mempertahankan kekuasaannya dan membuat pasangannya takut dan tunduk kepadanya.

  • Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Pacaran

Ketika mendengar kata "kekerasan", mungkin yang muncul di benak kita adalah perilaku seperti memukul, menendang, atau melukai seseorang secara fisik. Namun ternyata kekerasan tidak hanya dapat dilakukan secara fisik, namun secara verbal. Murray (2007:29) menjelaskan bahwa kekerasan tidak hanya dapat dilakukan secara fisik, namun juga ada kekerasan verbal dan emosional, serta kekerasan seksual

Kekerasan Verbal dan Emosional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun