"...waktuku mendesak sekali..., kita ketemu hari ini bisa mba?"
Begitu isi SMS itu, pada beberapa tahun lalu, dari sebut saja, Victor, seorang anggota website perjodohan yang sama dengan saya, yang baru saja tadi malam mengirim pesan ke kotak pesan dalam akun pribadi disana.
Pesannya sebenarnya singkat saja, Perjaka itu yang berusia tak jauh dari usiaku, 39 tahun, menceritakan bahwa orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah, karena adiknya akan segera dilamar oleh sang pacar, karena hubungan juga sudah berlangsung lama. Waktu yang terbatas karena pekerjaan, dan kesibukan menjadi alasan Victor, hingga sampai saat ini dia tidak emmiliki pasangan serius.
Pada profil Victor aku melihat, bahwa dia bekerja di sebuah perusahaan akuntan publik asing yang terkenal di jakarta selatan. Aku memaklumi dengan profil sebaik itu, jika sangat sibuk, tentunya tidak ada waktu untuk membina hubungan yang serius.
Menjawab SMS Victor kemudian,
"...Aku ada meeting sore ini, kayaknya agak sulit.."
"...eh ga apa apa sorean aja mba, lagian paling cuma sebentar aja mba...saya dikasih waktu untuk mencari istri secepatnya oleh orang tua saya dalam 3 bulan ini..."
"...hmm..."
Saya berpikir keras, karena memang tidak terbiasa dengan pertemuan mendadak begini, bukan gaya saya sama sekali. Lebih lagi hari ada kegiatan kantor yang suah terjadwal dan mesti dilakukan. Tapi terus terang saya iba, karena merasa memiliki kekhawatiran ynag sama dengan Victor, ingin segera menikah, sehingga kenapa tidak, pun jika tidak jodoh kami bisa berteman, demikian tangkisan pikiran saat itu.
"...hhmm...baiklah, tapi dimana, susah, aku meeting sampai sore"
"...sipp, klop, begini mba, saya juga bisanya sore. Begini saya member di resto di hotel yg ada di dekat kantor, bisa kesana, nanti sebelum buka puasa saya udah disana...?"Â Saat itu memang bulan Ramadhan.
Kebetulan yang aneh..."..oh..saya juga meeting disekitar sana..., baik saya usahakan ya"
"...terima kasih atas pengertiannya mba, saya pakai baju merah marun ...;)"
Deg, bukan emoticonnya yg mengganggu, tapi, merah marun kan warna kesukaan saya...
Ternyata meeting terakhir tidak terlalu lama, saya bisa hadir 45 menit dari waktu yang sudah ditentukan. Setelah sampai di lobby, saya segera mengirim SMS bahwa saya sudah tiba dilokasi kepada Victor, dan mendapat jawaban,
"..duh terima kasih ya, kamu baik sekali saya akan siap2 menuju kesana...:)"
Menunggu itu menjadi menyiksa, karena 1 jam sudah berlalu tanpa berita, saya coba telepon Victor tidak diangkat, dan SMS lagi...menanyakan keberadaan Victor. Victor menjawab bahwa dia mendadak ada pekerjaan yang tidak bs ditinggal dan minta kesabaran saya menunggu. Saya menunggu dan bahkan kemudian belum memesan menu berbuka puasa saat azan maghrib tiba, tetapi melaksanakan sholat maghrib terlebih dahulu. Entahlah, mungkin sholat itu yang menyelamatkan saya.
Setelah selesai sholat, kembali saya mengirim SMS, dan memastikan apakan Victor akan menuju kesini. Victor masih yakin dan minta tetap ditunggu.
Saya memutuskan makan malam di restoran yang semestinya menjadai temapat makan kami berdua, menanyakan apakah ada tempat yang sudah direserve dan ternyata belum ada (?).
Dengan menyabarkan diri, buka puasa itu saya mulai makan sendiri ditengah ramainya resto tersebut. Makan dengan kecepatan pelan, menikmati tiap suapan. Tiba tiba SMS dari Victor.
"..Mba...bisa ga tunggu aku di lobby, kita makan ditempat lain aja..."
Heran " duh..maaf, saya sudah makan, lebih baik turun aja...saya masih tunggu kok..."
"Iya...tp menuju sana macet banget mba..., ga bisa ya..?"
"Maaf Victor, kalaupun macet aku tunggu aja sampai kamu datang, kebetulan ini aku juga sedang makan"
"Oke.." singkat saja SMS Victor.
Terhitung sudah lebih dari dua jam aku menunggu dari kedatangan pertama, dan 30 menit lebih dari SMS Victor terakhir, akhirnya aku menjadi tidak sabar dan segera pergi. Entah kenapa tiba tiba saja kesabaran itu habis, segera saya turun ke lobby, menggunakan taksi menuju stasiun kereta terdekat. Kereta api adalah kendaraan harianku saat itu.
Baru saja 10 menit aku didalam taksi dan SMS Victor masuk
"..Mba dimanaa..?"
Santai dan tapi sedikit kesal saya menjawab " Maafin Victor, saya pulang sudah terlalu malam.."
"Ga sopan banget..siih.."
Kaget dan kemudian teleponku berdering2 tak berhenti, telepon dari Victor...lanjut SMS Victor mendadak membuat saya merinding,
"Eh, jangan main main, disini saya sudah pesan kamar buat kita. Hati2 kamu, saya tau kamu naik kereta distasiun mana..."
Lanjut lagi SMS lain "Dasar...janda gatel...semangat banget dateng dari sejam sebelumnya hahaha...Mau dibayar berapa kamu....? Mau pakai dollar?...."
Kemudian lagi " Hati-hati kamu yaa....saya udah tau ciri-ciri kamu dari pegawai hotel...kurang ajar, kamu udah bikin saya rugi banyak malam ini...kamu harus bayar...."
Sepanjang perjalanan dengan taksi malam itu begitu mencekam, bahkan saya kemudian memutuskan pulang dengan taksi sampai kerumah. Saya merasa sangat ketakutan, segala macam pikiran berkecamuk dalam kepala.
Tambahan lagi SMS Victor kemudian, "..saya liat-liat di stasiun sini...kok kamu ga ada...saya pakai baju marun nihh huahaha..."
"Tunggu pembalasanku yaa..."
""Jangan salah, saya sudah tiga kali tidur dengan anggota website itu, semua sama aja...lonte terselubung...kamu maunya duit kan..?? Minta dibayar berapa kamu...1 juta, 2 juta?"
Tak ada yang bisa menandingi ketakutan dan menggigilnya aku malam itu. Aku pulang denngan selamat hingga kerumah, akan tetapi trauma itu menyelubungi sampai begitu lama. Dan Saya tak menyentuh kereta hingga beberapa bulan.
Sesekali waktu diminggu pertama Victor masih meng SMS, menyatakan berada di Mal disekitar tempat tinggal saya, yang memang daerahnya harus dicantumkan diprofil akun anggota. Tapi saya masih sangat beruntung.
Mensyukuri, pengalaman itu karena telah terhindar dari pemangsa online yang mencari wanita yang haus mencari pasangan terbaik. Tak mungkin semua wanita yang ada disana sekotor yang diucapkan Victor, siapa kiranya tiga wanita yang telah ditiduri Victor?. Terbayang dikepala, betapa kasihan nya mereka jika ada yang masih polos dan belum terjamah, atau bahkan mungkin perempuan yang bahkan tak pernah bermimpi sekalipun menemui laki2 seperti Victor. Subhanallah, semoga mereka yang menjadi korban dikuatkan. biarlah pengalaman ini menjadi pembelajaran terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H