Mohon tunggu...
Fadli Muhamad
Fadli Muhamad Mohon Tunggu... Pustakawan - Writer

Love reading, love writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lantai Tiga Belas

24 November 2023   12:57 Diperbarui: 24 November 2023   14:30 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gedung ini tidak memiliki lantai tiga belas, apa-apaan ini?! gumamku dalam hati.

Aku menekan semua tombol pada lift, namun tidak ada yang bereaksi. Secara mengejutkan pintu lift tiba-tiba terbuka. Pintu lift terbuka pada sebuah lantai yang sebenarnya tidak ada pada gedung ini. Ini gila! Apa ini sebuah lelucon atau apa?!

Jantungku yang bereaksi dengan kejadian ini pun berdegup dengan sangat cepat. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jemariku masih mencoba menekan semua tombol yang tertera, namun tidak satupun dari semua itu yang bereaksi. Tombol untuk menutup pintu pun tidak menunjukkan reaksi sama sekali. Aku beralih dari tombol-tombol itu dan mencoba meraih ponsel dari sakuku, namun aku terhenti ketika pintu lift sudah sepenuhnya terbuka. Memperlihatkan sebuah lantai yang belum pernah kulihat sebelumnya!

Awalnya temaram, namun semakin lama pemandangan yang berada di sana semakin jelas terlihat. Aku tidak yakin dengan apa yang kulihat ini, mungkin aku yang berhalusinasi atau apa, tetapi, hampir semua yang berada di ruangan tersebut berwarna merah. Semerah darah! Dindingnya, lantainya, bahkan langit-langitnya, semua berwarna semerah darah. Jantungku semakin cepat berdetak ketika secara tiba-tiba seorang wanita muncul menampakkan diri dari kejauhan.

Dia memakai pakaian berwarna putih hingga menutupi lututnya dan tidak memakai alas kaki. Juga kulitnya sangat pucat, dan rambut panjangnya terurai hingga menutupi wajahnya, serta banyak bekas luka yang terlihat pada lengan dan kakinya. Dirinya terlihat begitu kontras dari pemandangan yang berada di sekelilingnya. Membuat semua indera yang kumiliki mati rasa! Dan yang membuat diriku semakin terperanjat adalah, secara perlahan dirinya mulai bergerak. Menghampiriku!

Dengan panik aku kembali menekan semua tombol yang ada secara berulang-ulang. Namun semakin lama aku menekan tombol-tombol itu, semakin mendekat juga sosok yang menyeramkan itu. Hingga akhirnya dalam beberapa detik, dirinya sudah tepat berada di depan pintu lift. Aku tidak memiliki keberanian untuk menatapnya, dan pandanganku hanya bisa kuarahkan kepada tombol-tombol lift yang masih belum bereaksi. Tetapi dapat kurasakan dia sedang menatapku, hingga akhirnya dirinya masuk ke dalam lift, dan berdiri tepat di belakangku!

Secara mengejutkan pintu lift kembali menutup.

Aku terlalu takut untuk menoleh ke belakang, jadi yang kulakukan hanyalah menekan semua tombol pada lift secara berulang-ulang dengan panik.

Lift kembali meluncur ke bawah dengan cepatnya.

Lima . . .

Empat . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun