Penulis yang tergabung dalam sebuah tim di bawah STEI ITB melakukan survei adiksi internet dengan menyebar kuesioner kepada 402 responden dari berbagai usia, gender dan latar belakang. Kuesioner yang digunakan berbasis pada Young’s Internet Addiction Test (IAT), yaitu sebanyak 20 pertanyaan inti, ditambah 5 pertanyaan tambahan untuk mengetahui identitas dan latar belakang sampel data.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap metode pengumpulan data / survey menggunakan Alpha Cronbach dengan jumlah responden sebanyak 402 responden, didapatkan bahwa nilai cronbach’s alpha 0,92. Dengan demikian instrumen survey yang digunakan dalam penelitian ini dapat disimpulkan memiliki tingkat reliabilitas sempurna. Uji validitas survei menggunakan Pearson product moment menunjukkan correlation coeficient dari setiap item survei valid secara kesuluruhan sehingga layak untuk dijadikan instrument pengukuran.
Total 402 responden dalam survei tersebut terdiri atas 57% pria dan 43% wanita dengan berbagai pengalaman internet. Mayoritas (49%) memiliki pengalaman berinternet lebih dari 10 tahun, 35 % sample memiliki pengalaman 5-10 tahun dan 16% adalah internet pemula (kurang dari 5 tahun). Mayoritas sample yaitu 73% berusia di atas 21 tahun, yang menurut pasal 330 KUH Perdata dikategorikan sebagai dewasa, sementara sisanya (27 %) adalah remaja.
Skor rata-rata dari jawaban responden adalah 37.2 yang masuk pada kategori pengguna dengan tingkat adiksi ringan (mild). Hasil dari kuesioner secara umum ditunjukkan pada gambar 1, dimana mayoritas responden (68%) adalah pengguna internet yang terdeteksi mengalami masalah dalam penggunaan internet. Ini persoalan serius karena kalau mengacu pada beberapa survei di negara lain persentase adiksi kurang dari 2 digit. Dari 68 % tersebut, terdapat mayoritas 52 % menderita ringan (mild). Penderita ringan atau mild ini artinya mulai ada sedikit gejala dimana internet menjadi sesuatu yang bersifat adiktif. Ada 15 % menderita biasa (moderate) artinya sebanyak 15% dari responden lebih sering dari kebanyakan orang menggunakan internet melebihi waktu yang direncanakan dan terkadang menimbulkan problem dalam kehidupan sehari-hari. Hanya 1% yang dikategorikan memiliki masalah serius karena dari kuesioner menunjukkan penggunaan internet sangat mempengaruhi pola hidup mereka dan berefek negatif.
E. Diskusi Hasil Survei dan Penelitian IAD di Masa Depan
Hasil dari survey yang kami lakukan berbasis pada test IAT menunjukkan trend yang mengkhawatirkan yaitu sebanyak 68 % responden telah terpapar ganguan ketergantungan internet dengan beberapa tingkat dan mayoritas yaitu 52 % memang adalah penderita kategori ringan. Jadi pengguna normal internet pada survei kami hanya sebagai minoritas yaitu 32 %. Ini menjadi alarm keras bagi para orang tua, pendidik dan pengambil keputusan agar mewaspadai dampak negatif dan merumuskan strategi untuk mengatasi ketergantungan ini. Perlu dibuat strategi menyeluruh (holistik) mulai dari edukasi orang tua sampai intervensi kebijakan pemerintah seperti yang terjadi di china dengan menetapkan kondisi ini sebagai gejala yang diakui oleh negara dan mendirikan atau mensupervisi pendirian fasilitas lengkap untuk rehabilitasi. Edukasi tentang gejala ini perlu disosialisasikan ke orang tua dan pendidik dimana sekolah mengajarkan materi-materi pencegahan IAD di sekolah sejak dini dengan merubah cara pengajaran
Survei yang kami lakukan memiliki basis fondasi instrumen pengukuran yang kuat dari sisi reliabilitas dan validitasnya sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Semua pertanyaan kuesioner dikategorikan sebagai valid berdasarkan nilai r pada Pearson moment product. Nilai r terkecil adalah 0.34, hampir setengah dari nilai r yang lain, adalah untuk pertanyaan kuesioner IAT “Seberapa sering Anda memeriksa email dulu sebelum melakukan hal lain?” yang ternyata kurang relevan saat ini jika dibanding pertanyaan seperti “Seberapa sering Anda memeriksa email/WA/Telegram/Facebook dll dulu sebelum melakukan hal lain?”, karena perkembangan teknologi internet. Dari sisi reliabilitas, survey dinyatakan reliable karena nilai Cronbach alpha-nya 0.92 yang lebih besar dari nilai ambang batas 0.7.
Karena instrument dapat dipertanggungjawabkan, dapat diukur dan dapat ditest, maka kami berkesimpulan IAD adalah memang teori yang saintifik tetapi dengan perlu perbaikan metode. Menurut Karl Popper, seorang peneliti filsafat ilmu, syarat suatu teori dinyatakan sebagai bagian dari sains adalah jika teori itu dapat dites (testable), dapat ditolak jika ada bukti (refutable) dan dapat difalsifikasi jika hipotesa yang diturunkan ternyata tidak terbukti secara empiris (falsifiable). Tetapi metode saintifik dari penelitian IAD ini perlu diperkuat dan dipertajam agar terhindar dari pseudosains yang bisa menghilangkan keilmiahan dari pada penelitian IAD dan hanya berdasarkan asumsi-asumsi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Diantaranya cara memperkuat basis teori IAD ini adalah memperhatikan dan menjawab kritik-kritik yang dilontarkan para peneliti lain yang skeptis tentang adanya fenomena bernama IAD.