Mohon tunggu...
WAHYU AW
WAHYU AW Mohon Tunggu... Sales - KARYAWAN SWASTA

TRAVELING DAN MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Minggu Datang Lagi!

31 Mei 2024   09:12 Diperbarui: 31 Mei 2024   09:45 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Terlalu dini/nggak punya?"

"Siapa kamu?" Tanya aku.

Dia yang aku Tanya menepuk kepalaku "dasar bodoh" berbisik lirih di telinga kiri.

Ah...angin lalu sahutku membela. Terus aja aku langkahi sisa-sisa pekat kota. Aku terjang asap-asap tak terlihat dengan bebas tanpa filter -- terasa deras di hidungku -- ingin aku maki mereka, tapi apakah aku punya hak?

Sudahlah...

"Aku duluan Dab!"

"Seek-seek!" Teriak akulah. Tak terdengarlah jua. Tahun '70-an lawan tahun '00-an, siapa yang siap, kecuali mengerutkan dahi dan mengumbar denyut nadi mengeras berkecepatan rada emosi tak terkontrol.

Sesaat kemudian "persetan denganmu dan pasanganmu" daripada menembah beban hidupku, lebih baik dengan pasangan jiwaku, bukan gitu? Aku dengan angin malam, aku dengan pelupuk mata mengendus-endus mencari sesosok kepala tak kelihatan pada ujung rambutnya mungkin aku bisa jadikan obyekan, atau sekedar teman sesama senasib sepenanggungan untuk genjot bersama keliling taman kota, atau mungkin kota-kotalah...tapi persetan dengan itu semua, peduli dengan mereka lakukan 'I don't care!".

Yang aku pedulikan adalah bagaimana besuk, bagaimana besuk aku bisa tetap meluruskan nafas. Yang aku pedulikan adalah dedaunan untuk menambal sayapku saat ini agak terkoyak tentu saja untuk aku terbang rendah raih ketinggian di surga putih, setidaknya meloncat dan melompat diantara anakan pijakan kaki kuku untuk kejaran di depan.

Sekali duduk ke sana? Satu juta tangan aku taruh di jidat. Tahu lautkan? apa yang kau lihat di tengah laut dari bibir pantai? Ketenangan? Mungkin saja, tetapi bukankah ombaknya bergelombang?

Tahu debu jalanan? Jelas tak terlihat tapi jelas berbahaya. Kata mbahku yang tak terlihat itu terkadang lebih berbahaya dari yang terlihat, tetapi yang transparan itu akan sangat membahayakan. Membingungkan yaa? Jujur, aku juga gak ngerti dengan aku katakan...sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun