Secepat kilat bagai angin. Menerobos tiap jengkal tanahnya. Gontai menggelayuti tak pedulikan, sekeliling adalah angin lalu coba menghambat, tak pedulikan, dan terobos.
"Ibu...Mas!"
Kosong...terima kenyataan. Berjalan letih menahan berat beban. Berselimut keringat, Andi gontai lunglai menahan jalan setapak masih tersisa. Yaa!
"Andi....kamu di rumah ga, ayo main ke sungai?"
"Masuk saja!"
Ragu melantunkan sepatah. Tenang, menahan air mata hendak mengucur. Lemas, sudah melayang sudah tinggallah tersisa kenyataan.
"Kenapa?"
"Anu...anu, si hitam!"
"Si hitam kenapa?"
"Si hitam gak ada...hilang!"
"Hilang...hilang katamu?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!