Berdasarkan penelitian Schwartz dapatlah dikatakan, bahwa pemahaman lama kita tentang kontrol diri sebenarnya salah. Selama ini kita memahami kontrol diri sebagai suatu upaya untuk menahan dorongan-dorongan diri, bertahan di bawah tekanan, mengikat pinggang, dan berjalan di dalam duri penderintaan hidup. Namun ini semua salah. Justru bagi Schwartz kebalikannyalah yang benar. Kontrol diri adalah soal memperoleh dan menggunakan energi diri secara tepat.
Di dalam setiap tindakan, termasuk tindakan mengontrol diri, orang perlu energi. Juga ketika kita harus melakukan pekerjaan yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi, ataupun menahan diri, ketika sedang diprovokasi oleh orang lain. Semuanya butuh energi. Bahkan menurut Schwartz semua kesulitan dunia sekarang ini terjadi, akibat gagalnya manusia mengontrol dirinya sendiri. Seolah manusia kehabisan energi untuk mengontrol dirinya sendiri. Maka untuk melakukan kontrol diri, yang pertama diperlukan adalah kemampuan mengatur energi yang diperlukan untuk mengontrol diri. Caranya sederhana mulai dari menggunakan energi yang ada secara efisien, atau memiliki cara yang efektif untuk mengisi energi yang sebelumnya telah terbuang.
Pada akhirnya, kita perlu untuk menjaga energi, supaya tetap ada untuk melakukan kontrol diri, lalu menyadari bahwa kita masih banyak membutuhkan pengetahuan dalam hidup ini. Karena, semakin banyak kita isi pikiran kita dengan informasi yang penting untuk hidup kita, ternyata kita akan semakin kekurangan ?!  Wallahu A’lamu Bishshawwab.
Bekasi, 17 Oktober 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H