"Iya !!!" jawabku singkat.
"Okke deech .. trims ya ?!" Kemudian, iapun begegas pergi mengambil sarapannya dan memberiku secarik kertas. Tak lama ia pergi, kertas itu kuremas-remas dan kubuang di rerumputan depan kantor. Lantas, akupun ikut antri menerima sarapan.
"Heeei ... ini kertas yang kau buang tadi." Ternyata ada seorang teman yang memperhatikanku selama lima menit tadi.
"Memang kenapa ?"
"Baca dong, apa yang dia tulis dikertas itu ?!."
"Kau sudah membacanya ?" Kataku sempat terheran-heran.
"Hmmm, Ya .. " datar-datar aja.
Lantas tanpa menaruh prasangka apapun, akupun membaca satu kalimat di atas kertas bergaris, "Aku Mencintaimu .... !!!." Namun bagiku kata-kata itu biasa-biasa saja. Tak berarti apa-apa. Mungkin karena aku sudah terasuki filosofi rasional-pragmatis, jadi kata-kata itu tak lagi menyentuh hati. Dengan cepat aku remas-remas lagi surat itu dan ku buang jauh-jauh ke tepi jalan raya.
Bekasi, 23 Desember 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H