Sekarang air mataku yang menetes, Ayu memberikan ginjalnya untuk kelangsungan hidup ibunya, memberikan seluruh tabungannya untuk biaya operasinya. Aku merasa kalau aku bukan apa apa dibandingkan dengan apa yang sudah Ayu lakukan, kehormatan dan harga diri tetap dijaga.
Kadang dalam hidup kita mudah menyerah dan memilih jalan pintas untuk mencapai tujuan, tanpa kita sadari akibatnya nanti. Setiap manusia pasti mempunyai jalan masing-masing dalam hidupnya, kadang jalan kita terjal namun tidak jarang mulus juga.Â
Aku jadi malu akan diriku sendiri yang kadang putus asa terhadap cobaan hidup dari Allah, kenapa ?, karena kita selalu melihat ke atas, kita tidak pernah melihat saudara kita yang lain.
Wajah Ayu kala di dekat kaca, seakan akan menjadi gambaran akan wajah bidadari, yang telah mengingatkan kita. Dia mengingatkan kita untuk menjaga integritas saat bekerja, meski tidak ada yang melihat namun diri kita sendiri tau kalau itu tidak baik. Pengorbanan untuk menjaga integritas akan membuat tenang kita dalam bekerja, jauh dari perasaan kuatir atau was-was.
Allah seakan menurunkan bidadari di dunia untuk mengingatkan kita agar selalu menjaga hati kita, menjaga iman kita dan saying kepada orang tua kita. Kalau kita saying sama orang tua kita maka jaganya nama baiknya, jagalah kehormatannya. Pengorbanan kepada orang tua tidaklah sia-sia, Allah akan membalas semua kebaikan itu.
Semoga cepat sembuh bidadariku, semoga kebaikanmu menular ke seluruh teman yang ada di kantor. Semoga kebaikanmu memberikan inspirasi buat kita untuk menjaga hati dan integritas kita dalam bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H