Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Sifat Dasar Masalah yang Sedang Anda Hadapi

9 Oktober 2022   10:27 Diperbarui: 9 Oktober 2022   10:28 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3 Karakteristik Masalah Yang Sedang Anda Hadapi

Masalah merupakan hal yang menjengkelkan namun anehnya selalu membayangi hidup kita. Terlepas kita dengan bangga mengatakan bahwa hidup dengan masalah merupakan langkah awal menjadi orang hebat, akan tetapi pada faktanya kita barang tentu tidak menyukai masalah tersebut, sebab kita ingin berada pada kondisi yang nyaman, aman, damai, dan yang jelas; tidak ada gangguan.

Akan tetapi alih-alih ingin membicarakan banyak hal mengenai masalah, tulisan ini akan lebih spesifik membahas sifat dan karakteristik dari masalah itu sendiri. tulisan ini pun saya akan coba buat agar tidak terlalu panjang agar tidak terlalu menyita waktu. Dan selanjutnya, itu urusan anda.

Maka dari itu, berikut 3 sifat masalah yang sedang anda hadapi dan perlu ketahui.

1. Masalah Akan Memburuk Jika Tidak Segera Diatasi

Jika anda orang ceroboh dan suka meminum kopi, maka kemungkinan anda pernah menumpahkan kopi diatas meja maupun lantai yang segera membuat lantai tersebut kotor dan dipenuhi warna hitam. Atau mungkin jika anda adalah orang yang malas, maka tentu anda pernah meninggalkan gelas kopi tersebut bersama ampasnya karena malas untuk mencucinya.

Lihatlah kopi tersebut, mereka begitu rapuh ketika mereka baru menjadi masalah. Sebab jika kopi tersebut tumpah diatas meja anda maka anda hanya perlu menyediakan tisu maupun lap untuk membersihkannya. Atau jika ketika anda baru selesai meminum kopi, maka anda hanya perlu menuju wastafel untuk membasuhnya, dan semua kopi bersama ampasnya pasti akan hilang.

Namun semua akan sangat berbeda jika anda membiarkan kopi tersebut terlalu lama. sebab seperti manusia dan benda-benda lainnya, maka kopi tersebut juga akan bertransformasi menjadi makhluk yang baru dan lebih kuat. Diibaratkan penyakit kangker, maka kangker itu telah bermutasi lebih cepat dari dugaan anda dan lebih sulit untuk dikalahkan.

Karena kopi tersebut telah berubah dari yang awalnya cair menjadi padat, maka usaha untuk mengatasi kopi tersebut sudah pasti akan menjadi lebih sulit. Sebelumnya anda yang hanya perlu air untuk membasuh gelas tersebut kini perlu mencucinya dengan lap dan membersihkan bagian dalamnya yang tidak bisa hilang sepenuhnya karena bilasan. Dan tumpahan kopi di lantai yang hanya perlu dibersihkan dengan tisu kini harus berhadapan dengan kain pel beserta cairan penghapus noda agar ampas-ampas tersebut benar-benar tidak bernoda.

Sebenarnya dalam hal ini ada suatu dilema mengapa kita terkadang susah untuk bergerak dalam menyelesaikan masalah. Yaitu dikarenakan pada hakikatnya kita akan merasakan bagaimana capeknya dan ribetnya usaha-usaha yang akan kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Hal tersebut kemudian membuat kita tidak mau bergerak dan alih-alih membiarkan masalah ity tetap pada tempatnya.

Cara pandang kita yang seperti itu pada akhirnya menyebabkan kita menunda untuk mengatasi masalah tersebut, namun bukannya masalah itu hilang, masalah itu pada akhirnya membesar dan semakin menyusahkan. Akan tetapi pada akhirnya, kita tidak memiliki pilihan lain selain mengatasinya.

Adapun dalam perumpamaan diatas, kopi merupakan analogi biasa dari permasalahan yang lebih besar di kehidupan anda. Diibaratkan pinjol ilegal atau paylater yang bila tidak segera diatasi maka masalahnya akan menjadi dua kali lebih besar, maka begitu pula dengan masalah-masalah lain yang mungkin saja saat ini anda hadapi.  

2. Masalah Hanyalah Realita dan Kondisi Yang Sedang Anda Jalani

Hidup merupakan suatu genangan air danau yang tenang, namun pada beberapa hal akan ada riak-riak yang ditimbulkan oleh benda-benda maupun materi-materi asing disekitarnya sehingga terkadang akan menciptakan suatu gelombang yang besar.

Karena adanya gelombang baru, maka gelombang inilah yang pada hakikatnya benar-benar kita rasakan karena menggangu kondisi awal yang sebelumnya ingin kita rasakan.

Akan tetapi besar atau tidaknya gelombang tersebut, mereka memiliki sifat yang hanya sementara, tergantung dari force atau kekuatan yang menciptakan gelombang tersebut. Jika batu yang menghantam permukaan danau besar dan sangat keras, maka gelombang yang akan diciptakan juga akan tinggi dan lebih lama.

Untuk mengatasi masalah ini, maka kita harus membesarkan danau atau kolam yang kita miliki, yaitu hati, akal, dan pikiran. Sebab semakin besar kolamnya, maka kekuatan yang menghantam air pada kolam tidak akan sebesar kolam kecil, juga tidak akan menyebabkan air kolam akan terciprat keluar dari kolam.

Dalam menciptakan perasaan yang besar maupun pikiran yang jernih maka diperlukan kesadaran bahwasanya masalah hanyalah setitik konflik didalam hidup yang menjadi fokus kita. Kita harus menyadari bahwasanya seberapapun besar gelombang yang kita hadapi maka semua akan kembali menjadi awal kembali. Hidup akan menjadi lebih tenang seperti sedia kala, tidak ada gelombang yang menerpa, tidak ada masalah sedikitpun sampai ujian berikutnya terjadi.

Dalam hal ini, sebenarnya saya mempercayai bahwasanya semua masalah bisa dihadapi dan semua masalah pasti akan berlalu. Namun mungkin anda sama seperti saya, kolam yang kita miliki terlalu kecil sehingga kerikil jatuh pun kita anggap sebagai kiamat dalam hidup.

Maka dari itu sangat perlu kita menarik napas dan menerima masalah yang ada dihadapan kita sebagai bagian dari hidup. Mempercayai bahwasanya masalah tersebut pasti ada hikmahnya dan menyadari bahwasanya masalah itu ada untuk kita hadapi. Sebab seperti kolam yang bergelombang, ada kalanya gelombang itu akan sirna dan kolam itu tenang kembali.

3. Masalah Yang Telah Dilewati Terkadang Dilupakan Karena Masalah Yang Kita Anggap Lebih Besar Kini Ada Di Depan Kita

Kapan terakhir kali anda berhadapan dengan masalah? Atau mungkin kehidupan yang anda jalani merupakan bagian dari masalah itu jua? Besar atau tidaknya masalah yang sedang anda hadapi saat ini saya percayai pernah anda hadapi sebelumnya. Hanya saja tentu, kita melupakannya.

Kehidupan diibaratkan permainan yang dimana rintangannya membentuk diri kita pada tahap yang selanjutnya. Dan dalam mengatasi suatu rintangan, kita akan menemukan suatu entitas yang pasti akan selalu ada, yaitu 'ketakutan'.

Percaya atau tidak, umat manusia pada hakikatnya akan berkembang ketika mereka berhasil melawan rasa takut mereka. Hal itu disebabkan karena rasa takut merupakan suatu penghalang khusus yang diciptakan manusia itu sendiri untuk mereka hadapi.

Jika kita berkaca pada kemajuan umat manusia, mereka yang berani melawan rasa takutlah yang pada akhirnya menjadi ujung tombak suatu bangsa bahkan dunia. Sebutlah bagaimana Galileo yang memberikan gagasan bahwasanya Bumi-lah yang mengelilingi matahari, gagasan J.F. Kennedy yang ingin mendaratkan umat manusia di bulan, atau tidak perlu jauh-jauh, marilah kita ingat bagaimana penculikan Rengasdengklok yang dilakukan oleh pemuda demi merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Pernahkah kita berpikir betapa mereka berusaha melawan rasa takut mereka untuk mengambil tindakan?

Dan sama seperti anda, disinilah anda sekarang, sedang takut melakukan tindakan karena anda merasakan 'masalah' itu sebelum anda benar-benar menghadapinya. Benar, anda menciptakan kondisi dimana anda sedang berada didalam masalah tersebut walau anda tahu kalau masalah itu belum anda hadapi. Your mind create it although the God Didn't.

Ketika anda menghadapi masalah yang begitu besar, sangat perlu untuk berkaca pada masa lalu dimana anda memutuskan untuk berani mengambil tindakan. Anda pasti pernah melakukannya, terlepas anda mungkin telah melupakannya.

Tapi saya mempercayai bahwasanya kita pernah jatuh dan bangkit kembali. Dulu saat masih balita, kita pernah takut berdiri, kita pernah takut untuk berjalan. Namun pada akhirnya, kita memutuskan untuk melewati masalah itu, memeluk setiap rasa takut yang menggerogoti tubuh kita, mengambil langkah; dan kita memutuskan untuk berjalan.

Pada akhirnya, masalah hanyalah salah satu bagian dari hidup kita yang akan datang dan pergi. Diibaratkan tamu, mereka datang untuk kita jamu. Maka jamulah mereka dengan sungguh-sungguh karena mereka pasti membawa makna. Terlepas hari ini kita tidak tahu maknanya apa.

Baca Juga: Pegawai Alfamart, Maling, dan Hukum Yang Multitafsir

Baca Juga: Pola Pikir Minimalis, Upaya Mencintai Diri Yang Kece Abis

Baca Juga: Makna Hampers Yang Sesungguhnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun