Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menganalisis Jawaban Riddle 'Bunuh Diri' pada Buku "Dark Stories Riddle"

11 Mei 2022   10:25 Diperbarui: 11 Mei 2022   10:29 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Evgeni Tcherkasski, Pixabay

Menganalisis Jawaban Riddle Bunuh Diri Pada Buku Dark Stories Riddle

Seperti yang saya katakan pada artikel sebelumnya. Riddle merupakan hal yang unik sebab kita dituntun untuk berpikir dan menyelesaikan permasalahan yang ada pada kasus tersebut. Disini saya akan mencoba untuk mencari jawaban dari salah satu riddle dari buku Dark Stories Riddle karangan Dave Cahyo yang pernah saya bahas sebelumnya.

Beginilah Riddle-nya;

Sahabatku bunuh diri seminggu lalu dan aku tidak mampu pergi ke pemakamannya karena terlalu sedih. Beberapa hari kemudian, aku mendapat paket darinya.

Hah? Oh, ternyata paket dikirim pada hari kematiannya. Di sana terdapat video berisi pesan terakhirnya, lalu dia bunuh diri.

Aku sedih sekali, tapi paling tidak kini aku bisa menyampaikan pesan terakhirnya pada orangtuanya.

Nampak tulisan itu sederhana dan ditulis dengan biasa. Tidak ada pendekatan sastra maupun modifikasi bahasa agar menjadikan kisah tersebut menyentuh hati pembacanya. Namun jika telisik lebih lanjut, ini kasus pembunuhan.

Adalah hal yang tidak mungkin jika seorang yang bunuh diri mampu mengirim video bagaimana dirinya bunuh diri pada hari dimana dirinya bunuh diri. Yang artinya memang ada yang mengirim video kepada sahabatnya tersebut.

Lalu siapa? Tentu saja adalah orang yang tahu, adalah orang yang kenal dengan mereka. Jika memang mereka adalah anak sekolah, maka pelakunya bisa jadi diantara siswa maupun siswi yang ada didalam kelas tersebut. Namun jikalau relasi mereka meluas dan banyak yang tahu tentang persahabatan mereka, maka kasus akan menjadi lebih rumit.

Jawaban dari riddle ini setelah saya cek juga memberikan pertanyaan balik, siapa yang mengirim video tersebut? Yang mengindikasikan si Dave Cahyo memang ingin kita mencari jawaban yang lebih logis lagi.

Kasus ini menjadi ambigu karena clue-nya ada pada tulisan yang hanya berisi tiga paragraf saja, sehingga kita hanya bisa menduga-duga orang yang mengenal persahabatan merekalah yang membunuh.    

Tapi mungkin jawaban yang akan saya paparkan akan membuat anda terkejut bukan main, karena pembunuhnya adalah dirinya sendiri.

Mengapa saya berani mengatakan demikian?

Mari kita ulas satu demi satu clue nya;

Paragraf pertama mengatakan;

Sahabatku bunuh diri seminggu lalu dan aku tidak mampu pergi ke pemakamannya karena terlalu sedih. Beberapa hari kemudian, aku mendapat paket darinya.

Pada paragraf permulaan ini tentu kita akan merasa biasa saja. Hanya saja ada keganjalan pada kalimat-kalimat yang ia utarakan tersebut.

Alasan utamanya adalah karena ia terlalu sedih karena kematian sahabatnya, yang menyebabkan dirinya berdiam diri di rumah sampai beberapa hari kemudian, ia mendapatkan paket tersebut.

Tapi dapatkah argumen 'terlalu sedih' bisa menjadi alasan yang kuat? Padahal dirinya tahu bahwasanya itu adalah kali terakhir dirinya dapat bertemu dengan sahabatnya, sebelum sahabatnya itu dikubur dalam tanah.

Dan yang lebih menjanggalkan lagi adalah tidak ada keterkejutan, kebanggan, maupun kerinduan yang terpancarkan ketika ia mendapatkan paket tersebut. Ia hanya monoton seolah dirinya tahu bahwasanya paket itu akan datang pada hari itu. Atau sebenarnya, dialah yang mengirimkan video itu pada dirinya sendiri agar memiliki dalih yang kuat agar tak dituduh?

Kemudian pada paragraf kedua tertulis;

Hah? Oh, ternyata paket dikirim pada hari kematiannya. Di sana terdapat video berisi pesan terakhirnya, lalu dia bunuh diri.

Pada paragraf ini sang sahabat nampak terkejut dengan paket tersebut, namun sayangnya kata 'Oh' dan ternyata setelah keterkejutannya seolah menjadikan dirinya memaklumi hal tersebut. Yang artinya adalah keterkejutannya menjelma biasa saja dalam kurun waktu beberapa mili detik saja.

Selepasnya adalah kalimat yang membahas mengenai sahabatnya yang berpesan, kemudian melakukan bunuh diri. Dan sayangnya, kita tidak tahu seperti apa sahabatnya itu berpesan, apakah sembari menangis, kaki bergemetar? Atau sembari memohon ampun? Tidak ada keterangan pasti sebab tidak terdapat clue lebih disana.

Paragraf ketiga tertulis;

Aku sedih sekali, tapi paling tidak kini aku bisa menyampaikan pesan terakhirnya pada orangtuanya.

Pada paragraf ini lagi-lagi yang konon katanya sahabat lagi-lagi menunjukkan perubahan emosi yang cepat. Dan bahkan tidak memiliki emosi sebab ia ingin menyampaikan pesan terakhir sahabatnya tersebut pada orangtuanya, kendati kita tidak pernah tahu apa pesan tersebut.

Lalu apa konklusinya?

Menurut saya pribadi sahabatnya ini mengalami gangguan kejiwaan, seperti kepribadian ganda dan Schizofrenia akut sehingga dirinya tidak tahu cara untuk bertindak dan bahkan mengeluarkan emosi.

Hal ini kemudian menjadikan dirinya kerapkali berganti emosi, misalnya dari keterkejutan biasa menjadi kewajaran saja. Dan itu terjadi dua kali, tepatnya pada paragraf kedua dan ketiga. Sementara pada paragraf pertama, ia mengeluarkan emosi yang monoton pada bait akhir kalimat.

Namun tentu saja kita harus mencari tahu mengapa hal itu bisa terjadi, apakah memang dirinya mengalami gangguan mental atau kejiwaan sejak lama, dan sahabatnya itulah yang membantunya hidup. Akan tetapi karena ada yang tidak suka, maka sahabatnya dibunuh dan video pembunuhan tersebut dikirimkan kepadanya.

Atau yang paling gelap adalah sebenarnya sahabat ini membunuh temannnya, memaksanya untuk bunuh diri dan memberikan pesan kepada orangtuanya. Lalu kemudian ia menjadi gila dan mengalami gangguan jiwa, hal yang menyebabkan dirinya mengirim video itu kepada dirinya sendiri.

Lalu jika memang itu motifnya, untuk apa? Untuk apa dia membunuh temannya.

Well, saya rasa kita menyebutnya dengan satu nama, sensasi.

Artikel Sebelumnya : Rich Dad Poor Dad, Buku Ini Menceritakan Tentang Anda dan Saya

Artikel Sebelumnya : Polemik Baju Lebaran dan Runtuhnya Makna Ramadhan 

Artikel Sebelumnya : PNS Mungkin Mati, Namun Guru Akan Selamanya Abadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun