Lelaki itu sukses membuat kedua anak itu terperangkap dalam bujukannya, membuat dirinya mempersilahkan anak itu mengikuti mereka melalui jalan setapak yang dipenuhi bunga-bunga matahari, mawar, dan melati yang indah dengan aroma yang memabukkan.
Aroma-aroma yang suci itu membuat lebah disana tidak bisa berhenti bekerja sebab mereka jatuh cinta kepada nektarnya. Kunang-kunang menari-nari dalam gelap, kadang duduk manis diantara duri-duri mawar sembari bercengkarama dengan lebah mengenai kebersyukuran mereka berada di tempat ini.
Tempat itu sangat indah, dalam perjalanan disana lampu-lampu indah yang memanjakan mata juga bergelantung pada tiang-tiang yang terbuat dari kayu coklat dan mengeluarkan aroma coklat. Andai Buyung tidak memegang Udin, mungkin anak itu telah terbang terlebih dahulu dan memakan tiang-tiang tersebut.
Namun hal yang membuat mereka ingin terus berjalan adalah bahwasanya mereka mendengar sayup-sayup suatu acara pesta yang begitu memikat. Suara gemelan memenuhi udara dan teriakan-teriakan serta gelak tawa menjadi satu. Membuat mereka menerka-nerka; semewah apakah acara itu?
Kemudian sampailah mereka pada sebuah gerbang dengan tinggi enam meter, pada permukaan gerbang tersebut terdapat sebuah gambar naga dan singa yang bertarung. Terbuat dari emas murni dan cahaya memantul kepada mata mereka, membuat mereka terlena.
Lelaki kaya itu kemudian menjentikkan jari dan entah mengapa gerbang itu terbuka dengan perlahan, dalam celah tersebut mereka telah tersentuh oleh silau warna-warni yang menghipnotis siapapun. Dan ketika gerbang itu terbuka mulut mereka terbuka dengan lebar, mata mereka tidak bisa berkedip sedikitpun. Takjub.
Mereka berdua tidak bisa berhenti terpukau dengan keindahan tersebut. Bagaimana tidak? Permen gulali terletak dimana-mana serta hampir semua tempat memiliki batangan coklat yang dibungkus dengan kertas bewarna emas.
Orang-orang disana juga berbaju sama dengan lelaki itu, mereka menunggu kedua anak tersebut dengan berdiri sembari bersedekap dengan kedua ujung tangan masuk kedalam bagian baju mereka. Semua tatapan mereka hampir sama, ramah dan hangat, senyuman mereka memabukkan dan mengajak siapapun untuk bercengkrama dengan mereka.
"Bermainlah sepuas-puasnya, kalian bisa meminta pelayanku untuk melakukan apapun yang kalian inginkan"
Seketika Udin seketika girang dan berlari kesana kemari, ia mencoba manis-manisan yang ada, terlepas itu permen, coklat, maupun gulali. Udin menikmati apapun yang tersedia dan rasanya begitu manis. Menarik Buyung ditangan kirinya, anak itu menari-nari diantara gemuruh suasana pesta yang sedang berlangsung.
Pada tengah alun-alun tersebut juga terdapat wahana kuda seperti yang dijanjikan, wahana itu kemudian membuat mereka berputar dengan nyaman. Membuat mereka tergelak dengan bahagia, kebahagiaan yang tidak pernah mereka rasakan dalam hidup mereka selama ini.