Buyung dan Orang-Orang Dari Negeri Bunian
Buyung dan Udin yang pulang dari surau setelah belajar mengaji kembali lebih cepat kala itu. Dalam perjalanan mereka pulang, mereka menembus belantara ditemani sebuah lentera yang mampu menerangi dua meter kedepan, membuat mereka bisa menghindari akar-akar yang menggurita ke permukaan tanah.
Kunang-kunang dalam hutan tersebut datang dan pergi, sementara suara jangkrik dan kodok bersahutan ditengah gelapnya hutan. Lalu kemudian langkah mereka seketika terhenti, bukan karena lampu yang mereka bawa mati, melainkan didepan mereka telah menunggu orang tinggi nan jangkung, berkulit mulus kuning langsat, dan nampak sangat mewah dengan pakaian yang terbuat dari sutra bewarna hijau dan emas.
Lelaki itu kemudian berjalan mendekati mereka berdua, memandang mereka dengan tatapan ramah nan hangat. Mereka berdua, Buyung dan Udin mundur beberapa langkah sehingga menginjak daun-daun kering yang segera hancur dan menimbulkan suara gresek.
"Apa kau ingin ikut denganku?" lelaki itu berkata dengan begitu hangat, simfoni dari suaranya membaur bersama heningnya malam, masuk kedalam telinga anak-anak tersebut kemudian menjelma ketenangan bathin.
Namun Buyung dan Udin tentu tetap bergeming, sebab bagaimana mungkin seorang pria kaya nan kaya tiba-tiba ada didalam hutan? Apakah ia berasal dari kerajaan setempat?
"Tidak usah takut, aku sama sepertimu. Maka dari itu ikutlah sejenak, aku akan menunjukkanmu suatu tempat yang seru dan indah, disana ada jungkat jungkit, mainan-mainan kuda, serta makanan-makanan lezat yang tidak pernah kalian makan"
"Maaf, kami harus segera pulang" Buyung menarik tangan Udin namun Udin diam ditempat laksana patung, membuat lelaki itu tersenyum.
"Kalian pasti capek setelah berjalan lama, ikutlah sejenak, aku pastikan kalian akan senang berada disana" ucapan lelaki itu sangat menenangkan dan bahkan bisa membuat bunga mekar sekalipun. Buyung sebenarnya tetap bergeming dengan pendiriannya, namun Udin tertarik dengan tawaran lelaki itu.
"Baiklah, sebentar saja ya?"