Meski tantangan tersebut ada, mengembangkan keuangan syariah di Indonesia ibarat membuka kunci harta karun yang tersembunyi. Potensi sektor ini masih sangat besar dan belum sepenuhnya digali. Ada banyak langkah konkret yang bisa diambil untuk mempercepat pengembangannya.Â
Pertama, Indonesia dapat mencontoh Malaysia dengan mendirikan pusat keuangan syariah yang terfokus. Pusat ini bisa memberikan insentif bagi pelaku industri, serta memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta. Â Â
Pemerintah juga perlu mempercepat pengembangan instrumen keuangan syariah seperti sukuk untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur nasional.Â
Selain itu, Indonesia bisa belajar dari langkah Bahrain yang telah mendorong perkembangan Islamic Fintech, yaitu teknologi keuangan berbasis syariah. Pemerintah Bahrain secara aktif mendukung inovasi di sektor ini, sehingga negara tersebut menjadi pusat bagi banyak startup fintech syariah. Dengan menyediakan lingkungan yang mendukung, mulai dari regulasi hingga pendanaan, Bahrain berhasil mempercepat pertumbuhan fintech syariah.  Â
Indonesia bisa menerapkan pendekatan serupa untuk mempercepat adopsi teknologi dalam keuangan syariah dan menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama di daerah terpencil. Akhirnya, penting bagi Indonesia untuk mengembangkan kerangka kerja yang mendukung kolaborasi internasional dalam sektor keuangan syariah, seperti yang dilakukan oleh Uni Emirat Arab.Â
UEA telah berhasil menarik investasi asing melalui Dubai Islamic Economy Development Centre (DIEDC), yang mempromosikan Dubai sebagai pusat ekonomi Islam global. Dengan meniru langkah-langkah tersebut, Indonesia dapat memperluas pengaruh dan kapabilitasnya dalam keuangan syariah di kancah global. Â Â
Di samping itu, peran statistik sangat krusial dalam mendukung strategi. Dengan analisis statistik yang tepat, Indonesia dapat memetakan potensi pasar keuangan syariah dan merumuskan kebijakan yang lebih akurat serta efektif. Â Â
Statistik juga memungkinkan pemantauan perkembangan keuangan syariah secara berkelanjutan, memastikan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional terus meningkat, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. Mengintegrasikan statistik dalam pengambilan keputusan akan memastikan langkah-langkah yang diambil tepat sasaran dan berdampak signifikan.Â
Risiko Jika Kesempatan Ini TerabaikanÂ
Tidak segera memanfaatkan potensi keuangan syariah yang besar bisa membawa risiko serius bagi Indonesia. Indonesia berisiko kehilangan posisi strategisnya sebagai negara dengan komunitas Muslim terbesar kedua di dunia, yang seharusnya bisa memimpin sektor ini. Â Â
Sebagai perbandingan, Malaysia, yang memiliki populasi Muslim lebih kecil, telah berhasil memanfaatkan keuangan syariah dan kini menjadi pemimpin global. Â Â