Mohon tunggu...
Hanifati Laili Mazaya
Hanifati Laili Mazaya Mohon Tunggu... -

teknologi industri pangan 2009, UNPAD

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemilihan Umum Hati

21 April 2014   02:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:25 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Iman?” tanya Mia masih kebingungan dengan siapa laki-laki perfect di depannya itu.

“Iya, teman TK kamu. Sudah ingat?” ucap laki-laki itu tersenyum manis menimbulkan lesung pipi yang tak tampak sedari tadi.

Mia terdiam. Keringatnya mengucur deras entah karena panas matahari yang mulai menyengat atau karena hormon feromon laki-laki di depannya berhasil menarik perhatian Mia. Mia diam-diam mengendusi bau tubuhnya. Pagi ini Mia belum sempat mandi, hanya gosok gigi selama tiga menit yang menjadi andalannya menyambut pagi.

“Kok diem? Beneran gak ingat ya sama aku? Kamu sudah nyoblos?” tanya laki-laki itu karena tak juga mendapat respon dari Mia.

“Hehehe, iya belum. Aku nyoblos dulu ya!” ucap Mia kabar secepat kilat tanpa menjawab pertanyaan laki-laki itu, apakah Mia masih mengingatnya.

Sebenarnya Mia masih ingin berlama-lama dengan laki-laki itu. Namun Mia merasa malu, karena perlahan bau keringat di tubuhnya mulai menjalar. Apalagi pagi ini Mia belum mandi. Malukan jika laki-laki itu benar teman TK-nya. Tak beberapa lama Mia menemukan bilik nomor 65. Setelah sekian lama menunggu akhirnya Mia mendapat giliran untuk mencoblos. Mia buru-buru keluar dari kubikel penyoblosan dengan kelingking kiri bewarna keunguan.

“Mia!” panggil seseorang.

Merasa terpanggil Mia mencari sosok si pemanggil. Beberapa saat kemudian Mia menemukan Misyel teman bimbingan belajar SMP-nya dulu yang kebetulan juga merupakan teman TK-nya Mia.

“Hai!” sapa Mia sambil menghampiri Misyel. Rasa rindu mendadak timbul pada temannya yang satu ini. sudah lama mereka berdua tak bertemu, mungkin ada hampir 7 Tahun.

“Kamu apa kabar Mi? Ih,  sekarang kok kamu kurus banget sih? tipsnya apa sih?” tanya Misyel sambil memegangi rambutnya yang sedari tadi tertiup angin.

“Baik dong. Ini sukses jadi pengangguran. Hehehe, kamu sendiri gimana, Syel?” tanya Mia tak kalah serius menanggapi pertanyaan Misyel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun