Dari komentar Yogi kami menyimpulkan bahwa kesopanan dan kerendahan hati adalah salah satu etiket dalam profesionalisme kerja di Jepang.
Saat ditanya apakah bisa karyawan menolak ikut Bonenkai (perayaan/Japanese drinking party pada akhir tahun di perusahaan) dan Shinnenkai (perayaan/Japanese drinking party di awal tahun), Yogi berkata bahwa tidak wajib untuk mengikuti. Tetapi karena sistem senior-junior itu, ketika senior mengajak junior untuk ikut Bonenkai, juniornya jadi susah menolak. “Cuma bisa `haik`… `haik`…,” tambahnya tertawa.
Kita tahu bahwa sedikit penganut agama Islam di Jepang. Kami ingin tahu bagaimana Yogi menjalankan ibadah salat ketika sedang berada di tempat kerja.
Dengan nada pelan Yogi berkata ia biasanya salat pada saat jam istirahat, atau jam istirahat digeser untuk dicocokkan dengan jam salat.
“Berhubung perusahaan saya tidak begitu paham tentang Islam, saya salat di tempat yang tersembunyi. Di Jepang hampir kebanyakan penduduknya ateis dan pembicaraan tentang agama sangat sensitif.”
Akhirnya di penghujung wawancara kami bertanya tentang masalah overwork. Hal yang dikhawatirkan banyak orang yang ingin mencoba bekerja di Jepang. Yogi mengakui ada beberapa kasus orang yang meninggal karena bekerja berlebihan.
“Beberapa perusahaan ada yang nakal. Dalam artian tidak mematuhi peraturan tentang ketenagakerjaan di Jepang. Akhirnya pengawasan terhadap pekerja terabaikan,” keluhnya mengakhiri pembicaraan.
Penuturan Yogi Wibowanto, meskipun tidak diakhiri dengan high note berkaitan perihal overwork, menurut kami wawancara di atas menjawab pertanyaan bahwa ternyata etos kerja masyarakat Jepang kurang lebihnya sesuai seperti yang dibayangkan. Terutama tentang disiplin dan ketepatan waktu.
Akhir kata
Kami berpendapat suka-duka bekerja pastinya ada di semua negara, di semua bidang pekerjaan. Apakah kita mampu mematuhi semua aturan di tempat kerja atau merasa tidak bisa menghindari ajakan senior untuk ikut Bonenkai, semua akhirnya tergantung masing-masing pribadi.
Namun, berbekal pengetahuan kultur bekerja di negara tujuan/Jepang, kita akan menjadi lebih siap. Baik fisik dan terutama, mental.