Mohon tunggu...
May Wagiman
May Wagiman Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Raise your words, not voice. It is rain that grows flowers, not thunder. --RUMI--

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tarot dan Agama; Sudut Pandang Seorang Peramal

18 Mei 2024   11:28 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:43 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarot of the Divine. Sumber foto: Sari Azis.

Sekarang kartu tarot bisa didapat dengan mudah. Banyak dijual di toko buku atau toko alat sulap, atau bisa juga beli via online.

Kami pernah mendengar bahwa meramal dengan media tarot bisa dihubungkan dengan analisis psike/jiwa. Menurut Sari ramalan kartu tarot itu mirip dengan psikolog yang menganalisis kasus pasiennya?

Ya, mirip. Ramalan tarot bisa mempengaruhi persepsi klien. Makanya saya menolak meramal orang yang mentalnya tidak stabil atau yang punya riwayat penyakit berat.

Berikut ini pertanyaan yang berkaitan dengan masyarakat Indonesia. Bagaimana menurut Sari pandangan orang-orang tentang peramal tarot?

Masih pro dan kontra. Ada orang di Indonesia yang masih menganggap tarot itu musyrik, tapi ada juga yang berpendapat tarot bisa sebagai media pemahaman diri dengan sesuatu yang masih absurd atau sesuatu yang tidak kita pahami. 

Apakah meramal/minta diramal itu bertentangan dengan agama? Apa pendapat Sari tentang agama dan hubungannya dengan ramal meramal?

Menurut saya, agama adalah agama. Pagar keimanan kita dalam kehidupan. Selama meramal tidak membuat orang jadi melakukan hal yang buruk, insyaallah aman. Bagi saya agama punya tempat yang private di setiap umat. Jadi itu adalah pegangan personal, tidak bisa dipukul rata [disamakan antara agama dan tarot]. 

Akhirnya, apakah ada hal lain yang ingin ditambahkan mengenai ramalan tarot?

Meramal dengan menggunakan media tarot itu adalah usaha kita untuk mengerti atau meyakini diri akan apa yang kita pikirkan dan takutkan. Usaha kita untuk mencari jawaban mengapa sesuatu terjadi, dan mencari jawaban akan sesuatu yang mungkin terjadi. Cuma sampai di situ. Pada akhirnya, kita harus berserah diri kepada Tuhan agar yang baik datang pada kita, dan yang buruk dibuang jauh dari kita.

Kata akhir

Pertentangan sudut pandang dalam melihat dunia ramal meramal sepertinya susah untuk dihindari. Sebagaimana yang disebutkan Sari Azis, banyak pro dan kontra. Kami pribadi berpendapat, bisa jadi, tidak ada faktor salah/benar dalam melihat sesuatu hal. Tetapi hanya ada beda persepsi, yang pastinya diwarnai oleh unsur nilai, keyakinan, pemahaman, atau kata hati masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun