Latar Belakang Barack Obama
Barack Obama atau Barack Husein Obama II adalah mantan Presiden Amerika Serikat ke-44, menjabat dari 2009 hingga 2017. Barack Obama lahir pada 4 Agustus 1961 di Honolulu, Hawaii. Ibunya, Ann Dunham, adalah seorang perempuan Amerika asal Kansas, sedangkan ayahnya, Barack Obama Sr., adalah seorang mahasiswa asal Kenya. Orang tuanya bertemu saat kuliah di Universitas Hawaii, namun mereka bercerai ketika Obama masih kecil. Meskipun kedua orang tuanya bercerai ketika Obama masih kecil, ia dibesarkan oleh ibunya di Hawaii dan Indonesia, serta oleh kakek-neneknya di Hawaii.
Sebagian masa kecil Obama dihabiskan di Hawaii bersama kakek-nenek dari pihak ibu. Ia juga sempat tinggal di Indonesia ketika ibunya menikah lagi dengan Lolo Soetoro, seorang warga negara Indonesia. Obama bersekolah di SD lokal di Jakarta selama beberapa tahun sebelum akhirnya kembali ke Hawaii untuk tinggal bersama kakek-neneknya. Ia melanjutkan pendidikannya di Punahou School, sebuah sekolah swasta bergengsi di Hawaii. Obama juga menempuh pendidikan di Occidental College, Universitas Columbia, dan Harvard Law School.
Pengalaman hidup Obama yang beragam---tumbuh di lingkungan multikultural dan transisi antarnegara---memberi wawasan luas mengenai beragam budaya dan masyarakat. Latar belakangnya yang terdiri dari perpaduan warisan Afrika, Amerika, dan Indonesia sangat memengaruhi pandangan hidup serta nilai-nilai yang dipegangnya.
Jenjang Karier Barack Obama
Barack Obama memulai kariernya sebagai pengacara hak-hak sipil di Chicago setelah lulus dari Harvard Law School. Ia kemudian menjadi dosen hukum konstitusi di Universitas Chicago. Dalam politik, Obama memulai kiprahnya sebagai anggota Senat Illinois dari tahun 1997 hingga 2004. Namanya dikenal secara luas setelah memberikan pidato inspiratif di Konvensi Nasional Partai Demokrat pada tahun 2004, yang memungkinkannya terpilih sebagai Senator AS dari Illinois di tahun yang sama.
Pada tahun 2008, Obama mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat dengan kampanye yang mengusung tema "Harapan" dan "Perubahan" dan memenangkan pemilu, menjadi Presiden Afrika-Amerika pertama dalam sejarah. Ia menjabat dua periode dari 2009 hingga 2017. Selama masa kepresidenannya, ia berhasil meloloskan reformasi besar seperti Undang-Undang Perawatan Kesehatan Terjangkau (Affordable Care Act) dan memimpin negara keluar dari krisis ekonomi global 2008. Obama juga menekankan pada kebijakan luar negeri yang lebih diplomatis dan upaya untuk mengatasi perubahan iklim.
Sebagai presiden, ia fokus pada reformasi perawatan kesehatan, pemulihan ekonomi setelah krisis keuangan global, serta isu-isu seperti perubahan iklim dan hubungan luar negeri. Meskipun menghadapi banyak tantangan, Obama tetap menjadi figur populer dalam politik global.
Gaya Kepemimpinan Barack Obama
- Kepemimpinan Autokratik Vs Demokrotis
Penelitian Kurt Lewin di Universitas Lowa, terkait dua jenis gaya kepemimpinan autokratik dan demokratis. Kepemimpinan Autokratik adalah kepemimpinan yang memusatkan otoritas dan membuat keputusan tanpa masukan dari bawahan, akan tetapi tim yang dikelola dengan kgaya kepemimpinan ini tampil baik hanya ketika pemimpin hadir. Sedangkan, kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang mendelegasikan otoritas dan mendorong partisipasi bawahan, serta tim yang dikelola dengan gaya kepemimpinan ini menunjukkan performa baik bahkan tanpa kehadiran pemimpin dan memiliki perasaan posititif.
Menurut saya, Obama menerapkan gaya kepemimpinan demokratis dengan melibatkan tim dan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh, dalam penyusunan Undang-Undang Perawatan Terjangkau (Affordable Care Act), Obama tidak hanya mengandalkan pandangan dari tim terdekatnya tetapi juga mendengarkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan dan melakukan diskusi terbuka dengan anggota Kongres serta publik.
- Consideration Vs Initiating Structure
Penelitian Universitas Negeri Ohio meniliti terkait dua perilaku kepemimpinan consideration dan initiating structure. Consideration berarti kepemimpinan yang menekankan sejauh mana pemimpin peduli terhadap bawahan, menghargai ide dan perasaan mereka, serta membangun kepercayaan. Sedangkan, initiating structure berarti kepemimpina  yang menekankan sejauh mana pemimpin fokus pada tugas dan mengarahkan pekerjaan bawahan untuk mencapai tujuan. Peneliti Ohio menjelaskan bahwa, pemimpin yang paling efektif cenderung menunjukkan kedua perilaku ini. Sementara pemimpin yang kurang efektif biasanya memiliki kedua perilaku tersebut dalam tingkat yang rendah.
Menurut saya, Obama dikenal sebagai pemimpin yang sangat memperhatikan orang-orang di sekitarnya, menghargai ide serta perasaan mereka, dan berusaha membangun hubungan yang kuat dengan tim dan publik. Ia memiliki reputasi sebagai pemimpin yang peduli, mendengarkan, dan menghargai berbagai sudut pandang, baik dalam tim pemerintahan maupun dengan rakyat Amerika. Maka dari itu, obama lebih condong memiliki gaya kepemimpinan consideration.
- Employee Centerd Vs Job Centered
Penelitian Universitas Michigan meneliti terkait dua jenis gaya kepemimpinan yaitu, employee centered dan job centered. Employee Centered  adalah gaya kepemimpinan yang memfokuskan perhatian pada kebutuhan manusia, memberikan dukungan, dan memfasilitasi interaksi positif. Sedangkan, job Centered adalah gaya kepemimpinan yang fokus pada pencapaian tugas, penjadwalan, dan efisiensi. Peneliti Michigan menganggap kedua gaya ini saling bertentangan, sehingga seorang pemimpin umumnya menunjukkan salah satu gaya, bukan keduanya.
Menurut saya, gaya kepemimpinan Obama juga terlihat sangat berpusat pada manusia, di mana ia memberikan dukungan kepada timnya, mendorong kolaborasi, serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan positif. Sebagai presiden, ia sering menekankan pentingnya empati, dialog, dan kerja sama lintas batas. Meskipun Obama juga memiliki sisi Initiating Structure dan Job Centered dalam hal mengarahkan kebijakan dan menjalankan tugas kepresidenan, kepribadiannya yang memprioritaskan hubungan interpersonal dan kesejahteraan sosial lebih menonjol.
- Leadership Grid
Penelitian Universitas Texas, terkait penilaian pemimpin berdasarkan dua kriteria: perhatian terhadap orang dan perhatian terhadap produksi. Skor untuk kriteria ini dipetakan pada sebuah grid dengan sumbu yang mewakili setiap kriteria. Grid ini biasanya digambarkan sebagai diagram dengan dua sumbu yang membentuk empat kuadran utama, masing-masing menggambarkan gaya kepemimpinan yang berbeda:
==> (1,9) Country Club Management (Manajemen Klub Negara): Pemimpin cenderung menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan tetapi mungkin kurang produktif.
==> (9,9) Team Management (Manajemen Tim): Pemimpin berusaha untuk mengoptimalkan hasil produksi sambil menjaga hubungan yang baik dengan tim. Mereka cenderung efektif dalam membangun tim yang produktif dan motivasi tinggi.
==> (9,1) Authority Complience Management (Manajemen Tugas): Pemimpin cenderung fokus pada hasil dan efisiensi, sering kali dengan mengabaikan kesejahteraan tim.
==> (1,1) Impoverished Management (Manajemen Terabaikan): Pemimpin cenderung tidak peduli baik terhadap hasil produksi maupun kebutuhan orang-orangnya. Mereka seringkali tidak efektif dan tidak terlibat.
==> (5,5) Middle-of-the-Road Management (Manajemen Tengah Jalan): Pemimpin ini berusaha menjaga keseimbangan antara perhatian terhadap produksi dan orang. Namun, mereka mungkin tidak mencapai tingkat efektivitas yang tinggi di kedua area.
Menurut saya, gaya kepemimpinan Barack Obama lebih condong kepada skor (9,9) atau Team Management. Karena Barack Obama dikenal karena kemampuannya dalam membangun tim yang kuat dan memotivasi anggotanya. Contohnya, dalam periode kepresidenannya, Obama sering melibatkan anggota tim dalam pengambilan keputusan dan mempromosikan kolaborasi. Misalnya, dalam penanganan krisis ekonomi global, Obama membentuk tim ekonom yang terdiri dari berbagai ahli untuk bekerja sama dalam merancang dan menerapkan kebijakan stimulus yang komprehensif.
- Contingency Approach
Contingency Approach menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ini disesuaikan dengan kebutuhan tim dan situasi yang dihadapi. Contingency Approach menunjukkan kategori meta dari perilaku pemimpin dan empat gaya kepemimpinan berdasarkan dua dimensi yaitu, Perilaku Hubungan (Relationship Behavior) dan Perilaku Tugas (Task Behavior). Dimensi tersebut diukur dari rendah hingga tinggi dalam sebuah diagram. Diagram tersebuti terbagi menjadi empat kuadran, masing-masing menggambarkan gaya kepemimpinan yang berbeda, diantaranya:
==> Tugas Tinggi--Hubungan Tinggi:
Gaya: Partisioatif atau suportif
Tindakan: Menggabungkan fokus pada tugas dan hubungan.
==> Tugas Rendah--Hubungan Tinggi:
Gaya: Partisipatif atau Mendukung
Tindakan: Memberi dukungan dan melibatkan tim dalam keputusan.
==> Tugas Tinggi--Hubungan Rendah:
Gaya: Otoritatif
Tindakan: Menetapkan tugas dan harapan yang jelas, serta memantau kinerja.
==> Tugas Rendah--Hubungan Rendah:
Gaya: Delegasi
Tindakan: Minim keterlibatan dalam tugas dan hubungan.
Menurut saya, Barack Obama cenderung menunjukkan gaya partisipatif dan suportif dengan perilaku hubungan yang tinggi dan perilaku tugas yang tinggi pula. Obama sering menunjukkan kemampuannya dalam menyeimbangkan fokus pada tugas dan hubungan interpersonal. Contohnya adalah selama krisis di Libya, Obama mengambil pendekatan partisipatif dengan melibatkan para penasihat dan sekutu internasional dalam merumuskan strategi. Ia juga memperhatikan dampak keputusan terhadap hubungan internasional dan kesejahteraan rakyat Libya, serta menjelaskan langkah-langkah tersebut secara terbuka kepada publik.
- Path-Goal Theory
Path-Goal Theory adalah pendekatan kontingensi terhadap kepemimpinan yang menekankan tanggung jawab pemimpin untuk meningkatkan motivasi pengikut dengan memperjelas perilaku yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan imbalannya. Tanggung jawab pemimpin adalah membantu pengikut mencapai tujuan pribadi dan organisasi. Empat Klasifikasi Perilaku Pemimpin, diantaranya Supportive Leadership yang menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan bawahan. Directive Leadership yang memberi tahu bawahan apa yang seharusnya mereka lakukan. Participative Leadership yang lebih fokus pada berkonsultasi dengan bawahan tentang keputusan. Achievement-Oriented Leadership yang menetapkan tujuan yang jelas dan menantang bagi bawahan.
Menurut saya, Barack Obama lebih condong pada gaya kepemimpinan Supportive Leadership dan Participative Leadership. Obama menunjukkan dukungan terhadap bawahan dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Misalnya, saat menghadapi krisis kesehatan masyarakat seperti wabah Ebola, Obama memberikan dukungan kepada tim kesehatan dengan cara memperjelas peran mereka dan menjelaskan langkah-langkah yang harus diambil. Ia juga berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan negara lain untuk memastikan respon yang efektif terhadap krisis.
- Authorization Leadership Vs Participative Leadership Vs Stewardship Leadership Vs Servant Leadership
Evolusi gaya kepemimpinan terjadi melalui empat tahap, yang menunjukkan bagaimana fokus seorang pemimpin dapat berpindah dari pengendalian penuh terhadap bawahan menuju pelayanan kepada karyawan.
==> Stage 1: Control (Pengendalian) Kepemimpinan Otoriter: Pada tahap awal, seorang pemimpin menerapkan kepemimpinan otoriter, di mana ia memegang kendali penuh atas bawahan. Dalam gaya ini, pemimpin memberikan perintah langsung dan diharapkan bawahan patuh tanpa inisiatif atau kontribusi personal. Struktur ini sangat hierarkis, dengan keputusan dan arah yang sepenuhnya berada di tangan pemimpin.
==> Stage 2: Participation (Partisipasi) Kepemimpinan Partisipatif: Ketika seorang pemimpin mulai mengadopsi kepemimpinan partisipatif, ia mengajak timnya untuk terlibat lebih aktif dalam pengambilan keputusan. Pemimpin masih memegang kendali, tetapi mulai membuka ruang bagi masukan dari anggota tim. Di sini, karyawan berperan sebagai pemain tim, berkontribusi dalam diskusi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
==> Stage 3: Empowerment (Pemberdayaan) Kepemimpinan Stewardship: Selanjutnya, dalam kepemimpinan stewardship atau pengelolaan, pemimpin memberikan lebih banyak kepercayaan dan tanggung jawab kepada karyawan. Karyawan didorong untuk mengambil alih tanggung jawab atas pekerjaan mereka, sehingga mereka menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Pemimpin bertindak sebagai fasilitator, membantu karyawan berkembang dan mencapai hasil terbaik melalui kebebasan dan kepercayaan.
==> Stage 4: Service (Pelayanan) Kepemimpinan Servant: Tahap terakhir adalah kepemimpinan servant atau kepemimpinan yang melayani. Pada tahap ini, pemimpin memfokuskan diri pada kebutuhan karyawan, memastikan mereka memiliki semua yang diperlukan untuk sukses. Alih-alih memegang kendali, pemimpin justru berperan untuk melayani timnya, mendukung mereka dalam setiap aspek pekerjaan. Karyawan dilibatkan secara keseluruhan dalam proses, dan keputusan dibuat dengan mempertimbangkan kesejahteraan dan pengembangan mereka.
Menurut saya, Barack Obama merupakan pemimpin yang berada di Stage 4 yaitu dengan gaya keoemimpinan servant. Obama memperlihatkan karakter kepemimpinan servant dengan memprioritaskan kebutuhan rakyat. Contoh nyata adalah responsnya terhadap bencana alam seperti Hurricane Sandy, di mana ia memastikan bantuan dan dukungan yang cepat dan memadai untuk korban bencana, serta mendengarkan kebutuhan masyarakat yang terkena dampak dan mengarahkan sumber daya federal untuk membantu mereka.
- Â Linking Strategic Vision and Strategic Action
Hubungan antara visi strategis dan tindakan strategis terbagidalam empat kuadran, diantaranya:
==> The Dreamer (Si Pemimpi): Visi Tinggi dan Tindakan Rendah (memiliki visi yang kuat tentang masa depan tetapi tidak melakukan banyak tindakan untuk mencapainya).
==>The Effective Leader (Pemimpin Efektif): Visi Tinggi dan Tindakan Tinggi (memiliki visi yang jelas dan mengambil tindakan konkret untuk mencapainya. Ini adalah kombinasi yang ideal).
==>The Uninvolved (Tidak Terlibat): Visi Rendah dan Tindakan Rendah (tidak memiliki visi yang jelas dan juga tidak melakukan banyak tindakan).
==>The Doer (Pelaku): Visi Rendah dan Tindakan Tinggi (sangat aktif dalam mengambil tindakan tetapi kurang memiliki visi jangka panjang yang jelas).
Menurut saya, Barack Obama lebih condong pada tipe kepemimpinan The Effective Leader. Obama menunjukkan kombinasi yang ideal antara visi strategis yang tinggi dan tindakan konkret. Contoh utama adalah visi dan tindakan terkait perubahan iklim. Obama memimpin upaya internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui Kesepakatan Paris, dengan menetapkan target ambisius dan memimpin negosiasi internasional untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh banyak negara.
- Transformational Leadership Vs Charismatic Leadership Vs Coalitional Leadership Vs Machiavellian-style Leadership
Terdapat 4 jenis kepemimpinan berpengaruh yang mengandalkan gaya dan hubunngan pribadi seseorang pemimpin, yaitu Transformational leadership, Charismatic leadership, Coalitional leadership, dan Machiavellian-style leadership. Kepemimpinan transformasional (transformational leadership) adalah kepemimpinan yang dicirikan oleh kemampuan untuk membawa perubahan signifikan baik pada pengikut maupun organisasi. Â Kepemimpinan transaksional (transactional leadership)adalah proses transaksi atau pertukaran antara pemimpin dan pengikut. Â Pemimpin karismatik (charismatic leadership) adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi orang untuk melakukan lebih dari yang biasanya mereka lakukan, terlepas dari hambatan dan pengorbanan pribadi. Sedangkan, kepemimpinan koalisi (coalitional leadership) adalah kepemimpinan yang melibatkan pengembangan sekutu dan membangun koalisi orang-orang yang mendukung tujuan pemimpin dan dapat membantu mempengaruhi orang lain untuk menerapkan keputusan pemimpin dan mencapai tujuan.
Menurut saya, Barack Obama merupakan pemimpin dengan gaya kepemimpinan kharismatik dan transformasional. Sebelum menjadi presiden, Obama sudah menarik perhatian publik Amerika dan dunia berkat kharismanya. Pemimpin kharismatik sering kali memiliki daya tarik yang sulit dijelaskan, namun mampu memotivasi pengikutnya untuk mencapai tujuan besar. Jika pemimpin kharismatik mampu mewujudkan perubahan permanen, ia dapat menjadi pemimpin transformasional. Pada periode pertama kepemimpinannya, Obama meminta dukungan publik untuk visinya yang menjanjikan perubahan besar, baik dalam urusan domestik maupun internasional. Namun, pada periode kedua, dia terlihat kurang antusias dan tidak lagi menarik perhatian sebanyak sebelumnya, sehingga beberapa analis menilai dia tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi.
Namun, menurut Lisa Calhoun, General Partner di Valor Ventures, Obama berhasil mencapai beberapa hal penting selama masa jabatannya, terutama dalam tiga area: program kesejahteraan sosial, hak kaum homoseksual, dan ketergantungan pada impor minyak. Reformasi kesehatan telah disetujui oleh pengadilan tinggi, hak pernikahan bagi kaum homoseksual diakui di seluruh negara bagian, dan ketergantungan AS pada impor minyak berkurang drastis. Lisa berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin bisa diukur dengan kemampuannya untuk "menyelesaikan sesuatu". Barack Obama, meskipun menghadapi banyak kontroversi, mampu menangani berbagai tantangan dengan baik.
- Kepemimpinan Disosialiasi Vs Kepemimpinan Dipersonalisasi
Harry Truman mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk memotivasi orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin. Menurutnya, dalam konteks kepemimpinan, ada dua jenis pemimpin. Pertama adalah Pemimpin yang Dipersonalisasi, pemimpin ini cenderung egois, impulsif, dan menggunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadi. Mereka memimpin dengan fokus pada kepentingan diri sendiri. Kedua adlaah Pemimpin yang Disosialisasikan, pemimpin ini menggunakan kekuasaan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi demi kebaikan bersama. Mereka memprioritaskan kesejahteraan orang lain dan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi.
Menurut saya, Barack Obama adalah contoh pemimpin yang disosialisasikan yang menggunakan kekuasaannya demi kepentingan bersama bukan keuntungan pribadi. Kebijakan reformasi kesehatan (Obamacare) adalah salah satu contohnya, di mana Obama berjuang untuk memberikan akses kesehatan bagi semua, meskipun menghadapi tantangan politik. Dalam kebijakan luar negeri, ia mendekati negara-negara lain dengan sikap rendah hati dan memperbaiki hubungan internasional, yang akhirnya memberinya Hadiah Nobel Perdamaian. Pendekatan lintas budaya dan fokusnya pada kesejahteraan global mencerminkan kepemimpinannya yang inklusif dan bertujuan untuk kebaikan bersama
Kesimpulan
Barack Obama adalah contoh pemimpin disosialisasikan yang menempatkan kepentingan bersama di atas keuntungan pribadi, tercermin dari berbagai kebijakannya yang inklusif dan berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Gaya kepemimpinannya menunjukkan karakteristik kepemimpinan demokratis, consideration, employee-centered, serta participative dan supportive leadership. Selama dua periode kepresidenannya, Obama berhasil menerapkan reformasi signifikan seperti Undang-Undang Perawatan Kesehatan Terjangkau (Obamacare), mengatasi krisis ekonomi global, serta memperkuat hubungan internasional melalui kebijakan luar negeri yang diplomatis. Obama juga dikenal karena visi strategis yang tinggi dan kemampuannya untuk memotivasi tim serta publik menuju perubahan besar. Karismanya yang kuat menjadikannya pemimpin transformasional yang mampu membawa perubahan nyata dalam masyarakat Amerika Serikat dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H