Mohon tunggu...
MAY RAHMAWATI
MAY RAHMAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknologi Pangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Serat Makanan dalam Melancarkan Pencernaan

13 September 2024   09:13 Diperbarui: 13 September 2024   09:18 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencernaan yang tidak lancar tentu kita akan terasa terganggu dengan hal tersebut. Makanan berserat diketahui memiliki manfaat untuk melancarkan proses pencernaan. Lalu, apa itu serat dan bagaimana serat tersebut berperan dalam melancrakan proses pencernaan?

1. Pengertian Serat

 Serat adalah gabungan dari polisakarida pada pangan yang tidak dapat dicerna tubuh. Kelompok serat atau polisalarida yang tidak dapat dicerna tersebut yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, dan gum. Serat terbagi menjadi dua berdasarkan kelarutannya dalam air. Serat yang dapat larut dalam air adalah pektin dan gum.

Sedangkan serat yang tidak larut dalam air yaitu selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Kemudian serat terbagi menjadi dua dalam kimia pangan yaitu serat kasar dan serat makanan.

Serat kasar adalah serat yang berasal dari hasil residu bahan pangan dengan asam dan alkali mendidih. Sedangkan serat makanan adalah bahan pangan nabati yang oleh pencernaan manusia tidak dapat dicerna (Kusnandar, 2019).

2. Peran Serat dalam Sistem Pencernaan

 Serat makanan tidak bisa dicerna oleh tubuh karena dalam tubuh manusia tidak ada enzim yang dapat mencerna serat. Namun serat makanan dapat diuraikan menjadi komponen serat di dalam usus besar yang terdapat bakteri kolon.

Serat bersifat menyerap air di dalam usus besar yang menyebabkan volume feses menjadi lebih besar dan pada syaraf rektum terangsang rasa ingin defekasi (buang air besar). Oleh karena hal tersebut, dengan mengonsumsi serat makanan dapat membantu dalam melancarkan pencernaan (Claudina et al., 2018).

3. Kerugian Akibat Kelebihan dan Kekurangan dalam Mengonsumsi Serat

 Menurut Sardi et al. (2021), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat kerugian yang terjadi jika konsumsi serat makanan berlebih dan kurang. Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut.

 A. Kerugian Jika Kekurangan Mengonsumsi Serat Makanan

  Menjadi keras, padat dan berbutiran kecil-kecil tekstur dan struktur tinja

  Mengakibatkan konstipasi atau susah buang air besar

  Mudah terluka dan infeksi di dinding usus

  Gerak peristaltik secara berlebihan pada usus

  Mengakibatkan gerak peristaltic jenis penyakit mematikan, yaitu kanker kolon, penyakit gula darah, infeksi difertikula, jantung koroner, stroke, tekanan darah tinggi, dan pembuluh darah menyempit.

 B. Kerugian Akibat Kelebihan Mengonsumsi Serat Makanan

  Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh karena diserap oleh serat dan kurangnya minum.

  Jumlah gas meningkat karena dalam usus besar menghasilkan organisme berbahaya.

  Kemampuan yang menurun oleh sel usus dalam menyerap vitamin larut lemak (ADEK) dan vitamin larut air, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah vitamin dalam tubuh.

  Terhambatnya ketersediaan asam empedu dan beberapa enzim proses pencernaan, oleh hal tersebut ketersediaan lemak dan protein terganggu.

  Mineral dalam tubuh ketersediaannya terganggu karena serat dapat menghambat proses penyerapan

4. Contoh Serat Makanan

 Kebutuhan akan serat makanan sangat penting bagi tubuh jika mengonsumsinya secara berlebihan dan kurang. Menurut Rantika dan Rusdiana (2018) berikut ini adalah contoh serat makana yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut.

  Biji-bijian

  Kacang-kacangan

  Sayuran

  Buah-buahan

Daftar Pustaka

Claudina, I., Rahayuning, D., dan Kartini, A. 2018. Hubungan Asupan Serat Makanan dan Cairan dengan Kejadian Konstipasi Fungsional Pada Remaja di SMA Kesatrian 1 Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 6(1): 486-495.

Kusnandar, F. 2019. Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarat: Bumi Aksara.

Rantika, N., dan Rusdiana, T. 2018. Artikel Tinjauan Penggunaan dan Pengembangan Dietary Fiber. Jurnal Farmaka. Vol 16(2): 152-165.

Sardi, M. Tobing, M. N. B., Putri, A. W., Nasution, A. M., Pratiwi, A., Butar, K. A. Putri, R. N., Tumangger, S. H., dan Sahira, S. 2021. Klaim Kandungan Zat Gizi pada Berbagai Kudapan (Snack) Tinggi Serat Literature Review. Jurnal Andaliman Jurnal Gizi Pangan Klinik dan Masyarakat. Vol 1(1): 39-45.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun