Incentives : stimulus + atau -- atau kejadian/ peristiwa yang mendorong perilaku. Ini menggambarkan hubungan antara rangsangan (stimulus) dari lingkungan dan respon (respons) yang dihasilkan oleh individu.Â
Faktor internal (kebutuhan fisiologis dan drive psikologis) dan luar (incentives) berpengaruh kuat pada motivasi indidivu.
5. The Cognitive Perspective
Menurut teori ini, otak manusia menjadi tempat untuk memproses aktivitas mental seperti mengingat, mengambil keputusan, merencanakan, menentukan tujuan, dan membangun kreativitas.
Singkatnya, berdasarkan perspektif kognitif ini, ekspektasi yang dimiliki terhadap pengalaman yang akan datang, akan mempengaruhi bagaimana kamu merasa dan berperilaku ketika kamu kelak mengalaminya. Dibutuhkan adanya "Self-efficacy" untuk memunculkan motivasi. Self-efficacy merupakan keyakinan dalam diri seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu atau mengatasi suatu situasi bahwa ia akan berhasil dalam melakukannya. Bandura dalam Howard (2008) juga menambahkan bahwa self-efficacy memiliki dampak yang penting, bahkan bersifat sebagai motivator utama terhadap keberhasilan seseorang. Orang lebih mungkin mengerjakan aktivitas yang yakin dapat mereka lakukan daripada melakukan pekerjaan yang mereka rasa tidak bisa.
6. The Humanistic Perspective
Menurut hierarki kebutuhan maslow, kebutuhan individual
harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
1) Fisiologis: lapar, haus, tidur.
2) Keamanan (safety): bertahan hidup, seperti perlindungan dari peran dan
perhatian dari orang lain.