KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 2.1
" PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI "
Oleh :
MAYA MULYASARI, S.Pd.AUD
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7Â
KELAS 185Â
KABUPATEN MOJOKERTO
Pembelajaran Berdiferensiasi AdalahÂ
- Serangkaian Keputusan Masuk Akal ( Common Sense ) Yang Dibuat Oleh Guru Yang Berorientasi Kepada Kebutuhan Murid Serta Usaha Guru Untuk Menyesuaikan Proses Pembelajaran Dikelas Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Dari Individu Murid.
- Guru akan senantiasa melakukan hal --hal untuk meningkatkan kemampuan multitaskingnya  secara natural, karena sudah terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya  sukses dalam proses pembelajarannya
- Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dikelas  dengan menyusun beberapa tahapan antara lainÂ
- Menetapkan tujuan pembelajaran
- Menganalisa kebutuhan belajar ,yaitu :
- Kesiapan Belajar Murid ( Readiness )
- Minta Murid
- Profil Belajar Murid
- Menganalisa penerapan 3 Strategi Diferensiasi
- Diferensiasi konten
- Diferensiasi proses
- Diferensiasi Produk
- Penyusunan RPP Berdiferensiasi
- Pelakssanaan Pembelajaran Berdiferensiasi
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal ?
Dengan
Kesiapan belajar murid
Â
kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau
keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan
membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan,Â
namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka
tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut.
perspektif  yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan
oleh Tomlinson (2001: 47) tersebut.
- Bersifat mendasar  -- Bersifat transformative
- Konkret - Abstrak.Â
- Sederhana - Kompleks.
- Terstruktur - Terbuka (Open Ended)
- Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)
- Lambat - Cepat
Minat Murid
Â
Â
merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada
suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang
berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut :
        Â
- Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar
- Mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran
- Menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka,
- Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Â
Profil Belajar Murid
Â
Â
memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan
efisien. Sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya
belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Â Padahal kita tahu setiap anak
memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru
dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa
diantaranya:
- Preferensi terhadap lingkungan belajar
- Pengaruh Budaya
- Preferensi gaya belajar
- (Visual,Auditori,Kinestetik)
- Preferensi berdasarkan kecerdasan
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan beklajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal ?
Diferensiasi Konten
Â
Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.Â
Diferensiasi Proses
Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami konten.
Diferensiasi Produk
Merujuk pada strategi membedakan produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
Â
Bagaimana Cara Kita Melihat Keterkaitan Antar Materi Dalam Modul  2.1 Dengan Modul Sebelumnya?
 Keterkaitan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan  Filosofi Ki Hajar Dewantara Adalah
- KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
- KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman
Â
Keterkaitan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan  Nilai dan Peran Guru Penggerak Adalah
Rokeach (dalam Abdul H., 2015), menyatakan bahwa nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan tolok ukur pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik Nilai-nilai guru penggerak:
(1) Berpihak pada murid,
(2) Reflektif
(3) Mandiri
(4) Kolaboratif
(5) Inovatif
Sebagai kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah, yaitu:
- Mengembangkan diri dan orang lain,
- Memimpin pembelajaran,
- Memimpin manajemen sekolah,
- Memimpin pengembangan sekolah
Keterkaitan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan  Visi Guru Penggerak Adalah
- Visi membantu kita untuk melihat kondisi saat ini sebagai garis "start" dan membayangkan garis "finish" seperti apa yang ingin dicapai. Ini bagaikan seorang pelari yang perlu mengetahui garis "start" dan garis "finish" bahkan sebelum ia benar-benar berlari melintasi jalur lari tersebut.
- Pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik.
Â
Keterkaitan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan  Budaya Positif Adalah
- Disiplin positif adalah menanamkan motivasi intrinsic pada murid-murid kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika murid-murid kita memiliki motivasi tersebut
- mereka telah memiliki motivasi intrinsik yang berdampak jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia.
pembelajaran berdiferensiasi ini mungkin pada awalnya akan tidak mudah, Â karena diperlukan perubahan paradigma dalam melihat proses pembelajaran. Bahkan untuk para guru yang sudah memiliki cara berpikir yang terbuka pun dan yakin dengan manfaat dari pembelajaran berdiferensiasi ini, mereka masih tetap perlu didukung dalam praktek penerapannya. Oleh karena itu, Â peran kepemimpinan sekolah menjadi sangat penting.
Â
Kepala sekolah dan para guru diharapkan dapat memiliki pandangan dan tindakan yang selaras dan memiliki visi yang sama terkait dengan implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI