4. Membuat sumur artesis di sekitar sawah tadah hujan sehingga kegiatan pertanian produktif sepanjang tahun.
Banyak desa di Indonesia masih belum memiliki irigasi, sehingga kegiatan pertanian hanya bergantung kepada hujan. Panen padi satu kali dan palawija satu kali. Tentu hasil seperti itu tidaklah mencukupi. Karena itulah, kadang akan kita dapati, banyak petani dari desa akan “menyerbu” kota saat musim kemarau tiba. Mereka memilih kerja serabutan sebagai kuli bangunan atau pekerjaan lain yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan pertanian.
Jika pembangunan irigasi mungkin butuh dana terlalu besar, sumur artesis bisa menjadi alternatif yang lebih murah. Mudah-mudahan dengan cara itu, para petani bisa tetap bercocok tanam meski di musim kemarau.
5. Menyediakan pinjaman jangka pendek tak berbunga kepada petani
Banyak petani kecil terjerat hutang kepada para rentenir untuk memodali usaha pertaniannya. Adakalanya, bahkan bantuan modal dari pemerintah tanpa bunga berakhir dengan tetap berbunga karena oknum. Dana desa, jika memungkinkan bisa membantu masalah tersebut.
Catatan pentingnya: beri para petani pendidikan untuk mengelola pertaniannya dengan cara yang lebih baik lewat pusat pendidikan, dan beri juga mereka bekal pengetahuan tentang cara mengelola uangnya. Hal itu akan mengurangi tingkat kegagalan petani. Jika produksi pertaniannya berhasil, mereka akan bisa melunasi pinjamannya.
Demikian lima ide dari saya. Mungkin menjadi tambahan inspirasi bagi mereka yang terlibat dalam program ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H