Secara material tidak kita saksikan secara langsung. Sehingga jika anda memang tidak menyukai filsafat, jangan sekali-kali anda masuk filsafat, lebih baik anda tinggalkan, karena itu hanya membuang-buang waktu anda. Filsafat memang beda dengan fakultas lain. Anda harus berfilsafat dan merasakan derita pengetahuan.
Kembali ke slogan Anies-Sandi 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya' kita patut mempertanyakan apakah hanya slogan? atawa beneran?
Di sisi lain Ibn Sina punya pendapat lain. Menurutnya setiap potensi mempunyai aktual, dan itu adalah kesempurnaanya. Sementara pencampaian pada kesempurnaan adalah kebahagiaan itu sendiri.
Bahagia yang hakiki bagi manusia adalah, kata Ibnu Sina, pencapaian atau aktualisasi akal teoritis dan akal praktis, dimana akal teoritis sampai pada akal mustafad (sempurna), dan akal praktis mampu memiliki karakter keadilan.
Kebahagiaan jiwa adalah kebahagiaan yang terus menerus, bukan hanya dirasakan di dunia tetapi juga setelah berpisah dengan badan.
Untuk mencapai kesempurnaan akal teoritis dengan ilmu, dan kesempurnaan akal praktis adalah dengan kebajikan (fadhail).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H