Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pohon Jambu yang Ditanam Abah

1 Agustus 2024   16:50 Diperbarui: 26 Agustus 2024   21:58 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Abah! Kenapa Abah suka sekali menanam? Padahal pohon yang Abah tanam tidak selalu kita yang panen. Kadang habis sama tetangga atau hewan." Dengan polos aku bertanya.

"Abah suka menanam, karena menanam pohon itu banyak maslahatnya. Tidak sekedar buahnya bisa dipanen tapi lihat, pohon jambu batu yang rindang itu bisa buat kita berteduh." Pandangan abah mengarah pada pohon jambu batu.

Kata Abah, pohon jambu air dan jambu batu ini akan berumur panjang, sampai aku besar. Meski Abah nanti sudah tiada, pohon jambu ini akan tetap tumbuh. Buahnya bisa dipanen dan dibagikan pada tetangga. Bisa jadi alasan silaturahmi. Obrolan ini selalu aku ingat.

Jika musim berbuah, maka abah sendiri yang memanen buah jambu tersebut dan membagikannya pada tetangga. Tak jarang aku memanjat pohon jambu batu, untuk menguji adrenalin dan merasakan sejuknya angin sambil memakan buah jambu batu di atas pohon. Namun begitu, aku tidak berani memanjat jambu air, karna dahannya lebih kecil dan rapuh, juga pohonnya lebih pendek. Sementara jambu batu, tumbuh tinggi menjulang.

Hingga Abah wafat dan anak-anaknya tumbuh dewasa, dua pohon jambu yang ditanam Abah, tetap tumbuh dengan subur.

*****

Tok tok tok ...!

"Mbak Sofie!"

Suara Sekar di balik pintu membuyarkan lamunanku akan Abah dan pohon jambu.

"Masuk, Sekar!" seruku malas.

"Kenapa Mbak kusut begitu? Mbak ga senang ya aku nikah? Sekar duduk di sisiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun