Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Para Ibu Tangguh dari Negeri Zaitun

29 Desember 2023   02:48 Diperbarui: 29 Desember 2023   10:17 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri yang Allah berkahi dengan ribuan syuhada. Negri yang Allah berkahi dengan prinsip hidup satu rumah satu penghafal quran. Negeri yang Allah berkahi sebagai negeri para Nabi.

Negeri yang Allah berkahi sebagai kiblat pertama umat Muslim, yaitu Al Quds atau Baitul Maqdis.

Negeri yang Allah berkahi di mana terdapat pohon zaitun sebagai buah khas penghasil minyak terbaik dunia. Negeri zaitun buah syurga.

Terlalu banyak keberkahan yang Allah berikan kepada negeri ini. Negeri yang selalu diuji dengan peperangan, melahirkan ribuan mujahid dan syuhada.

Hingga, mungkin seluruh umat Islam di negeri yang satu ini telah diberi takdir sebagai penghuni firdaus dengan mati syahid dan menjadi syafaat kepada 70 orang Islam lainnya.

Ya negeri yang dimaksud adalah Palestina. Palestina. Hanya ada di sana, akte kematian bayi-bayi terbit sebelum akte kelahirannya.

Hanya ada di Palestina, di mana ibu-ibu begitu ikhlas melepas sang buah hati berpulang kepada Rob.

Hanya ada di Palestina, yang mengirimkan putra putri kecil mereka dalam asuhan Nabi Ibrohim dan Ibunda Hajar.

Ada seorang ibu yang begitu tegar  mengkafani sendiri bayinya dengan begitu cantik dan mendokumentasikan sebagai kenangan terakhir.

Ada ibu yang dengan senyuman ikut mengusung jenazah anaknya yang syahid.

Ada ibu yang tidak mau mencuci tangannya yang penuh dengan darah buah hatinya, karena hanya itu kenangan terakhir yang tak terlupakan.

Ada banyak ibu yang berurai air mata, memeluk sang buah hati dalam kain kapan.

Ada banyak ibu yang harus tegar menyaksikan jasad putrinya yang lucu terdiam dengan penuh luka parah.

Ada banyak ibu yang melihat putra-putranya menuliskan nama masing-masing pada lengannya, sebagai tanda, telah ikhlas mendapati giliran selanjutnya dalam syahid.

Ada banyak ibu yang ditinggal syahid seluruh putra putrinya, bahkan seluruh keluarganya tersisa dirinya seorang.

Ada banyak ibu, yang mengais puing-puing reruntuhan akibat bombardir, untuk mencari keberadaan putra putri mereka. Bahkan ada banyak ibu, sedang mengumpulkan anggota tubuh putranya yang berserak dengan hati yang pedih.

Ada banyak ibu yang kehilangan putra dan putrinya karena tertimbun reruntuhan.

Ada banyak ibu yang harus rela melihat putra-putranya kehilangan tangan atau kakinya karena telah mendahului ke syurga.

Ada ibu yang harus tegar melihat putrinya yang sobek dibagian perutnya dan syahid.

Ada banyak ibu yang setiap hari melihat anak-anak mereka kelaparan.

Ada banyak ibu yang tertahan di pengungsian atau rumah mereka dan tidak bisa mendapatkan perawatan dari rumah sakit, karena jalanan begitu mencekam dan penuh pembantaian dari zionis Israel.

Ada banyak ibu dan calon ibu yang melahirkan di rumah sakit, mengalami pembedahan tanpa anestesi dan menggantinya dengan lantunan Al Quran.

Ada banyak ibu yang menunggu syahid karena mereka tidak mendapatkan penanganan karena rumah sakit telah kehabisan bahan bakar dan semua kebutuhan medis.

Ada ibu-ibu yang terancam keguguran. Dan bahkan banyak ibu hamil yang ditembak dan menjadi sasaran zionis Israel.

Ibu-ibu tangguh dan tegar itu hidup di bumi zaitun, bumi yang diberkahi yaitu Palestina.

Seribu satu derita yang mereka terima, yang kita lihat dari dunia maya, tidak satu persen pun, kita sanggup merasakan derita mereka. Tidak.

Allah memilih ibu-ibu tangguh Palestina untuk menerima ujian terbesar dan terberat dalam hidupnya.

Dapat pembaca bayangkan bukan? Jika kita yang ada pada posisi mereka, mungkin kita tidak akan pernah sanggup menanggung derita.

Mungkin kita akan terkena depresi dan banyak gangguan jiwa, saking beratnya ujian dan tipisnya iman.

Sungguh iman mereka begitu kuat. Ketabahan mereka begitu tangguh. Kesabaran mereka sekokoh karang.

Bahkan ketangguhan mereka membuka mata dunia, tentang arti keimanan dan ketabahan. Tentang keikhlasan dan kepasrahan. Tentang tawakal ala Allah. Tentang keyakinan hari akhirat kelak mereka akan mendapat hisab yang mudah.

Tentang kehidupan akhirat. Tentang cinta pada Allah dan Rasul-Nya.

Mereka ibu-ibu tangguh penuh keimanan.

Wahai ibu-ibu Palestina dari kalian kami belajar arti keteguhan iman dan banyak hal.

Wahai Ibu Palestina, Syurga Firdaus adalah tempat kembalimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun