Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Air Mata Bunda di Usia Senja

11 Maret 2023   16:44 Diperbarui: 11 Maret 2023   17:48 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini aku sedang meninabobokan  Jundi, bayiku yang baru berusia satu tahun. Karna dari subuh sudah bangun, maka pagi hari harus bobo lagi agar aku bisa beraktivitas urus rumah. 

"Mbak, Bunda lagi nyuci piring tuuuh...! Adikku Laras menghampiriku di kamar dan melapor tanpa diminta. 

"Ga apa biarin aja, yang penting Bunda senang'" responku tanpa mengalihkan pandangan dari si bayi lucu ku ini. 

"Iya sih Mbak, tapi kan Mbak tahu sendiri, tuh Bunda nyuci ga pake sabun, piring masih amis, gelas jadi ikutan amis karna air cucian bercampur sama minyak dan amis lainnya ." Lagi Sekar menggerutu.

"Yaaa.... tinggal kamu cuci ulang  lagi, tapi tanpa sepengetahuan Bunda yaaa...! Sudah sana lanjut kerjaan. Mbak segera nyusul.' kuselimuti dengan baik putraku, agar nyaman dan terlelap. Segera ku susul Sekar ke dapur.

Bunda yang usianya sudah senja, kami hindarkan dari banyak pekerjaan rumah, selain karna usianya , beliau cepat lelah jika banyak bergerak, tak lagi cekatan, aku pikir sudah saatnya bunda bersantai menikmati hari tua.

Ku sapu ruangan, ku beresi semua sudut rumah. Berlanjut ku buat sarapan dan teh manis hangat untuk seluruh keluarga. Sementara Sekar mengambil tumpukan baju kotor dan menyalakan mesin cuci. 

"Bunda ayok minum teh hangat dan sarapan dulu, dari tadi cuci piring, masih pagi nanti dingin!" Ku tuntun bunda dari dapur, kuajak duduk lesehan diruang makan. Kami biasa sarapan pagi bersama dan tanpa kursi.

Ku temani bunda sarapan bersama para cucunya yang hendak berangkat sekolah. Adam putra sulungnya Sekar, dan Hawa putriku.

Sementara Sekar mencuci ulang gelas dan piring yang dicuci bunda. Maaf kan kami bunda, jika harus mengulang kerjaan mu. Di usianya yang senja, Bunda kurang mampu membedakan bersih dan kotor, sering iya mencuci piring hanya menggunakan air yang ditampung di mangkuk, bunda pikir itu air sabun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun