Kalau Orang Jawa menyebut daging urat sebagai daging kotot yaitu daging tetelan yang agak alot dan teksturnya keras.Â
Pentol darurat bukan tidak mungkin menjadi cemilan viral (ngehits) he..he..he.., sejalan dengan pemberlakuan PPKM Darurat.Â
Pentol daging urat (darurat) sudah pasti disukai banyak kalangan. Mulai anak-anak hingga orang dewasa. Terutama kaum muda (remaja) pasti menjadikannya sebagai cemilan kebangsaan.Â
Harganya juga murmer (murah meriah) dan bikin kantong enggak jebol. Â
Wow, apalagi bila pentol daruratnya seukuran bola tenis lapangan tentu lebih menggugah selera. Makannya pakai saos tomat dan sambal yang pedas akan lebih maknyuss.Â
Tapi harus tetap jaga kesehatan perut. Jangan menambahkan sambal terlalu banyak sehingga tidak jadi menyehatkan malah bikin sakit.Â
Kandungan daging uratnya juga harus pas (cukup) sehingga rasa pentolnya menjadi enak serta kandungan gizinya memberikan pengaruh positif terhadap sistem imun tubuh.Â
Bila pentol darurat seukuran bola tenis lapangan dipandang sebagai cemilan yang masih kurang ngehits ya dicoba saja pentol urat seukuran granat (bom tangan).Â
Kalau masih belum viral juga bagaimana bila makan pentol uratnya ditemani granat sungguhan jiahahaha, semoga kali ini benar-benar menjadi viral he..he..he.. .Â
Cara membuat pentol daruratÂ
Bahan-bahan yang diperlukan, antara lain : 0,5 kilogram (500 gram) daging sapi. Pisahkan urat dan bagian-bagian di luar daging. Lalu dicincang (dirajang) kasar di atas telenan. 1 sendok makan munjung bawang merah goreng. 2 sendok makan bawang putih goreng. 1/2 sendok teh baking powder. 2 sendok teh garam. 1 sendok makan gula pasir. 1 sendok teh merica bubuk. 4 sendok makan munjung tepung sagu. Putih telur. 120 gram es batu.Â
Cara mengerjakan : giling daging sapi sampai halus, masukkan bawang merah, bawang putih goreng, giling lagi sebentar. Tambahkan es batu (sebaiknya es batunya diserut dulu) kemudian digiling lagi.Â