Tapi nyatanya ya masih ditutup sejak merebak pandemi setahun yang lalu. Kami tidak bisa melihat dari dekat seperti apa pesonanya. Hanya berfotoria dari kejauhan, dengan latar belakang Arc de Triomphe-nya Kota Kediri.Â
Dikatakan Simpang Lima Gumul (SLG) karena memang monumen ini didirikan tepat di titik (pusat) pertemuan lima jalan yang menuju ke arah Plosoklaten, Gampengrejo, Pagu, Pesantren dan Pare.Â
Tentang Monumen SLG
Monumen SLG berada di Desa Tugu Rejo, Ngasem-Kediri. Monumen ini dibangun saat Bupati Kediri dijabat oleh Sutrisno pada tahun 2003 dan diresmikan tahun 2008.Â
Dari kejauhan Monumen SLG ini memang mirip Arc de Triomphe yang ada di Kota Paris (Perancis).Â
Relief-relief yang menjadi ornamen monumen SLG bercerita tentang seni budaya khas Kediri dan juga sejarah berdirinya kota tahu itu. Di salah satu sudut monumen terdapat sebuah arca (patung) Ganesha yang diyakini sebagai dewa ilmu pengetahuan, dewa kecerdasan, dewa penolak bala, dewa kebijaksanaan dan dewa pelindung.Â
Baca juga : Selama Ramadan 2021, Ada 2 Kasus Penipuan yang Mencatut Data Pribadi Saya Sekeluarga
Monumen SLG berada di kawasan strategis dan dilengkapi beragam sarana umum, seperti gedung pertemuan (convention hall), gedung serbaguna (multipurpose hall), bank daerah, terminal bus antar kota dan angkutan perkotaan, pasar kaget yang digelar pada waktu-waktu tertentu seperti pada hari Sabtu dan Minggu serta ditunjang sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul Paradise Island.Â
Monumen SLG secara keseluruhan memiliki areal dengan luas 37 hektar. Dengan luas bangunan 804 meter persegi serta tingginya mencapai 25 meter. Angka luas dan tinggi monumen diadopsi dari tanggal hari jadi Kota Kediri yakni 25 Maret tahun 804 Masehi.Â