Tradisi klotekan di tengah pandemiÂ
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan tak pelak mengakibatkan segalanya berubah termasuk tradisi klotekan.Â
Di kompleks perumahan kami klotekan sudah jarang. Bahkan dua kali Ramadan nyaris tak terdengar.Â
Mungkin dilarang oleh pemerintah desa karena alasan protokol kesehatan, tidak boleh berkerumun di tengah merebaknya pandemi.Â
Tapi pengumuman lewat speaker masih sesekali dilakukan, itupun tidak semua masjid atau mushola melakukannya.Â
Membangunkan orang sahur dengan percikan air dan dijejali garamÂ
Klotekan dan announcement lewat masjid/mushola sudah jarang atau bahkan tidak ada. Lalu bagaimana cara membantu membangunkan orang untuk sahur.Â
Sekarang, ketika smartphone (HP) sudah menjadi kebutuhan utama. Orang lalu memasang alarm pada HP dengan irama (tone) yang dipilih sesuai selera serta disetting pada jam tertentu agar bisa berbunyi dan membangunkan orang tersebut.Â
Dulu, waktu saya masih kecil kalau saat sahur masih molor dan susah dibangunkan, biasanya nih kakak memercikkan air ke muka saya.Â
Masih belum mau bangun juga, lalu kakak menjejalkan sedikit garam ke mulut saya yang sedang ngorok itu he..he..he..akhirnya bangunlah saya.Â
Cara sederhana nan gampang ini bisa dijadikan tradisi baru yang ramah lingkungan.Â