Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Susah Bangun Sahur, Coba Perciki Air dan Jejali Garam

1 Mei 2021   17:46 Diperbarui: 1 Mei 2021   17:49 2392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi klotekan di tengah pandemi 

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan tak pelak mengakibatkan segalanya berubah termasuk tradisi klotekan. 

Di kompleks perumahan kami klotekan sudah jarang. Bahkan dua kali Ramadan nyaris tak terdengar. 

Mungkin dilarang oleh pemerintah desa karena alasan protokol kesehatan, tidak boleh berkerumun di tengah merebaknya pandemi. 

Tapi pengumuman lewat speaker masih sesekali dilakukan, itupun tidak semua masjid atau mushola melakukannya. 

Membangunkan orang sahur dengan percikan air dan dijejali garam 

Klotekan dan announcement lewat masjid/mushola sudah jarang atau bahkan tidak ada. Lalu bagaimana cara membantu membangunkan orang untuk sahur. 

Sekarang, ketika smartphone (HP) sudah menjadi kebutuhan utama. Orang lalu memasang alarm pada HP dengan irama (tone) yang dipilih sesuai selera serta disetting pada jam tertentu agar bisa berbunyi dan membangunkan orang tersebut. 

Dulu, waktu saya masih kecil kalau saat sahur masih molor dan susah dibangunkan, biasanya nih kakak memercikkan air ke muka saya. 

Masih belum mau bangun juga, lalu kakak menjejalkan sedikit garam ke mulut saya yang sedang ngorok itu he..he..he..akhirnya bangunlah saya. 

Cara sederhana nan gampang ini bisa dijadikan tradisi baru yang ramah lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun