Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Sudah Makan Sehat atau Belum Akan Kelihatan Saat BAB

23 April 2021   13:32 Diperbarui: 23 April 2021   13:41 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai informasi tambahan, kadar kolesterol dikatakan normal bila berada di bawah 200 miligram per desiliter (mg/DL). Kadar LDL yang normal dalam tubuh harus berada dibawah 100 mg/dL. 

Sedangkan kadar HDL normal harus berada di atas 40 mg/dL. Sementara itu, rasio antara LDL dan HDL normal harus berada di bawah empat (4). Semakin rendah total rasionya, semakin tinggi kadar kolesterol di dalam tubuh.  

Ini testimoni dari seorang tetangga yang lebih dulu dipanggil Allah (semoga husnul khatimah, aamiin YRA). Dalam sebuah kesempatan, waktu itu kita berbincang-bincang seputar kesehatan termasuk di dalamnya bagaimana memilih beragam makanan yang baik untuk kesehatan. 

Beliau malah sering memberikan informasi seputar kesehatan yang digalinya setelah mengikuti ceramah melalui saluran YouTube (https://youtu.be/Su7_oNPTybo) dan berbagai buku buah karya Dr. Zaidul Akbar.  

Dari berbagai informasi yang beliau dapat, beliau akhirnya menyimpulkan bahwa sehat atau tidaknya makanan yang kita konsumsi salah satunya bisa dilihat (indikator sederhananya) dari (maaf) feses (tinja) yang kita keluarkan setiap kali buang air besar (BAB). 

Saat menyiram feses itu akan terlihat kalau masih ada sisa feses yang menempel (lengket) di dinding dekat air penyekat closed (WC) itu menandakan kalau seseorang tadi banyak mengonsumsi bahan-bahan yang mengandung minyak (berlemak). 

Sayur dan buah mengandung selulosa yang baik untuk kesehatan tubuh (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Sayur dan buah mengandung selulosa yang baik untuk kesehatan tubuh (Dokumentasi Mawan Sidarta)
Sebaliknya, bila kita rajin (cukup) mengonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan, feses kita dengan enaknya disiram, tidak menimbulkan efek lengket, langsung bablas menuju septic tank. 

Tak hanya dilihat dari feses sebagai indikator sederhananya. Dari proses pengeluarannya juga bisa dijadikan patokan. Mudah (lancar) atau tidaknya seseorang saat BAB juga menandakan kalau beragam jenis makanan yang dikonsumsi itu sehat atau tidak. 

Seseorang yang lancar BAB nya (bukan mencret lho) hampir bisa dipastikan kalau yang bersangkutan rajin mengonsumsi bahan-bahan makanan yang berselulosa (berserat) dan itu bisa kita jumpai pada buah-buahan dan sayuran. 

Dan sebaliknya, masalah kesulitan BAB atau istilah kerennya konstipasi (sembelit) biasanya terjadi pada mereka yang kurang rajin mengonsumsi bahan makanan berserat. 

Menjaga berat badan selama Ramadan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun