Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengagumi Senjata Berat "Warisan Perang 10 November 45" di Museum Brawijaya Malang

12 Februari 2021   19:35 Diperbarui: 13 Februari 2021   03:12 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan bertrap menuju gedung Museum Brawijaya Malang (dok. Mawan Sidarta)

dok. Mawan Sidarta
dok. Mawan Sidarta
Sementara para pejuang yang terdiri dari anggota Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) bersenjatakan ala kadarnya sehingga mengakibatkan korban jiwa sebanyak 35 orang anggota pasukan TRIP gugur. Jenazah kemudian dimakamkan dalam pekuburan massal sebelah utara ujung timur Jalan Salak. 

Untuk mengenang keberanian, pengorbanan dan daya juang pasukan TRIP yang gugur dalam insiden itu selanjutnya tempat itu kini dikenal sebagai Taman Makam Pahlawan TRIP Malang. 

Catatan sejarah tank AM Track (dok. Mawan Sidarta)
Catatan sejarah tank AM Track (dok. Mawan Sidarta)
Selain beberapa senjata berat berupa tank, meriam dan penangkis serangan udara, persis di trap-trap jalan masuk menuju Museum Brawijaya terpampang monumen (setengah badan) Jenderal Sudirman. 

Monumen dibangun untuk mengenang kembali jasa-jasa Panglima Besar Jenderal Sudirman. keberanian dan kegigihan beliau dalam memimpin aksi gerilya melawan kaum penjajah patut diacungi jempol. Juga pengabdian beliau yang luar biasa untuk bumi pertiwi, Indonesia tercinta ini.  
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun