Ceritanya nih, PSU ini berhasil direbut oleh pemuda-pemuda yang tergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) dari tentara Jepang ketika meletus pertempuran pada bulan September 1945.Â
Pompom Double Loop kemudian digunakan oleh tentara BKR dalam rangka mempertahankan kemerdekaan baik dari serangan tentara sekutu maupun tentara Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia  17 Agustus 1945. Â
Hebatnya lagi, Pompom Double Loop ini tak hanya bisa dipakai untuk bertahan dari serangan udara musuh melainkan juga sanggup digunakan untuk melancarkan serangan balik lewat kedua laras (loop) panjangnya.Â
Bahkan, dalam sebuah pertempuran yang terjadi di sebelah barat Bangkalan (Madura), pompom double loop berhasil menembak jatuh dua pesawat tempur Belanda.
Meriam ini berhasil dirampas dari tentara Belanda dalam serangan 10 Desember 1945 yang dilancarkan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan anggota laskar pejuang lainnya terhadap Belanda yang berkedudukan di pos pantai Desa Betering.Â
Kopral Buang akhirnya gugur dalam pertempuran sengit yang berlangsung selama hampir 6 jam itu. Untuk mengenang jasa-jasa sang pejuang, meriam 3,7 inch itu kemudian diberi nama "Si Buang".
Pertempuran sengitpun tak terelakkan dan itu terjadi di kawasan Jalan Salak dan sekitar lapangan pacuan kuda Malang. Pertempuran sangat tidak berimbang. Persenjataan yang dimiliki tentara Belanda sangat lengkap untuk ukuran peperangan kala itu. Â