Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengagumi Senjata Berat "Warisan Perang 10 November 45" di Museum Brawijaya Malang

12 Februari 2021   19:35 Diperbarui: 13 Februari 2021   03:12 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pompom Double Loop (dok. Mawan Sidarta)

Tank shin ho to chi ha tipe 97 rampasan dari pasukan Jepang (dok. Mawan Sidarta)
Tank shin ho to chi ha tipe 97 rampasan dari pasukan Jepang (dok. Mawan Sidarta)
Tank buatan Jepang bernama shin ho to chi ha tipe 97. Tank ini berhasil dirampas oleh Arek-arek Suroboyo (para pemuda Surabaya) pada bulan Oktober 1945. Selanjutnya oleh pejuang dan pemuda Surabaya tank ini digunakan sebagai salah satu senjata berat untuk melawan pasukan sekutu dalam perang 10 November 1945.

Pompom Double Loop (dok. Mawan Sidarta)
Pompom Double Loop (dok. Mawan Sidarta)
Alat perang lainnya berupa senjata penangkis serangan udara (PSU). Senjata berat ini juga memiliki nama lain Pompom Double Loop tipe 96. 

Ceritanya nih, PSU ini berhasil direbut oleh pemuda-pemuda yang tergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) dari tentara Jepang ketika meletus pertempuran pada bulan September 1945. 

Pompom Double Loop kemudian digunakan oleh tentara BKR dalam rangka mempertahankan kemerdekaan baik dari serangan tentara sekutu maupun tentara Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia  17 Agustus 1945.  

Hebatnya lagi, Pompom Double Loop ini tak hanya bisa dipakai untuk bertahan dari serangan udara musuh melainkan juga sanggup digunakan untuk melancarkan serangan balik lewat kedua laras (loop) panjangnya. 

Bahkan, dalam sebuah pertempuran yang terjadi di sebelah barat Bangkalan (Madura), pompom double loop berhasil menembak jatuh dua pesawat tempur Belanda.

Meriam 3,7 inch (dok. Mawan Sidarta)
Meriam 3,7 inch (dok. Mawan Sidarta)
Senjata berat hasil rampasan perang yang lainnya, yakni : meriam 3,7 inch. Meriam 3,7 inch dijuluki juga Meriam Si Buang. Nama "Buang" diadobsi dari nama seorang pejuang yang gugur dalam pertempuran itu, Kopral Buang namanya. 

Meriam ini berhasil dirampas dari tentara Belanda dalam serangan 10 Desember 1945 yang dilancarkan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan anggota laskar pejuang lainnya terhadap Belanda yang berkedudukan di pos pantai Desa Betering. 

Kopral Buang akhirnya gugur dalam pertempuran sengit yang berlangsung selama hampir 6 jam itu. Untuk mengenang jasa-jasa sang pejuang, meriam 3,7 inch itu kemudian diberi nama "Si Buang".

Penampakan tank Ampibi AM Track (dok. Mawan Sidarta)
Penampakan tank Ampibi AM Track (dok. Mawan Sidarta)
Tank Ampibi AM Track. Senjata berat ini pernah digunakan oleh tentara Belanda yang hendak menduduki Kota Malang pada masa Perang Kemerdekaan I. Namun sempat mendapat perlawanan sengit dari para pejuang kita.  

Pertempuran sengitpun tak terelakkan dan itu terjadi di kawasan Jalan Salak dan sekitar lapangan pacuan kuda Malang. Pertempuran sangat tidak berimbang. Persenjataan yang dimiliki tentara Belanda sangat lengkap untuk ukuran peperangan kala itu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun