Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Suka Datang ke Bandar Kolas, Main Mercon dan Klotean Sampai Kesiangan

3 Juni 2018   15:29 Diperbarui: 3 Juni 2018   15:53 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mekanisme bermain kolasnya juga unik. Pertama, saya terlebih dulu mengocok kartu dari bahan karton ya seperti layaknya kartu remi itu. Oleh penjual kolas, kartu diberi nomer 1 sampai 20 tapi dibuat kembar (rangkap) dua. Jadi ada 40 lembar kartu. 

Setelah dikocok, saya mengeluarkan 2 lembar kartu tapi disembunyikan angkanya dengan menyelipkannya di bawah tumpukan hadiah yang disediakan. 

Lalu sang penjual kolas (bandar) mengeluarkan nomer yang terlebih dulu dikopyok (diaduk, red) dalam kaleng. Nomer-nomer undian ini ditulis dalam potongan kertas kecil, juga dinomeri 1 sampai 20, masing-masing potongan kertas kecil tadi lalu dimasukkan ke dalam potongan sedotan, ya seperti kalau mengundi nomer arisan saja.

Setelah itu saya membuka satu persatu sisa kartu yang ada. Kalau nomernya muncul atau sama persis dengan sisa kartu yang dibuka tadi berarti kolasnya nggak dapat. Kadang kalau bernafsu dan nggak sabaran setelah nomer dikopyok bandar langsung saja saya buka 2 lembar kartu yang saya sembunyikan tadi.

Permainan kolas sejatinya adalah undian berhadiah. Sensasinya justru terletak pada proses membuka lembar demi lembar sisa kartu yang ada. Hati berdebar-debar dan berharap-harap cemas agar dapat hadiah (menang). 

Saat nomer yang dikopyok oleh bandar kolas tidak sama dengan nomer sisa kartu yang ada berarti nomernya berada di kartu yang saya sembunyikan tadi. Kadang dari kolas ini dapat 1 nomer tapi jarang sih yang menang 2 nomer. Menang 1 nomer ya dapat 1 hadiah. Begitu pula kalau menang 2 nomer hadiahnya juga 2 buah.

Bermain kolas ini meski bernuansa judi kecil-kecilan namun sebenarnya juga mengandung pengetahuan probabilitas. Kartu yang dikocok dibuat rangkap (kembar) dua agar probabilitas (kemungkinan) untuk menang cukup tinggi.

Klotekan Sampai Kesiangan 

Anak-anak di bulan-bulan biasa biasanya bangunnya terlambat tapi kalau puasaan bangun tengah malam dibela-belain.

Saya dan beberapa teman sebaya sudah janjian akan bangun tengah malam untuk bermain musik patrol (klotekan) keliling kampung, membangunkan orang untuk makan sahur. 

Alat-alat untuk klotekan terbilang sangat sederhana. Kala itu saya pakai cirigen, potongan bambu yang dilubangi bagian tengahnya, kendang dari kaleng roti bekas yang telah diberi kertas semen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun