Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aam, Difabel Hebat yang Mengguncang Dunia

11 Juni 2018   21:21 Diperbarui: 20 Juni 2018   15:40 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aam semakin tumbuh dan berkembang, mulailah ia bersekolah. Awalnya keluarga, kerabat dan para tetangga menyarankan agar Aam masuk YPAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat) saja. Namun terjadi tarik ulur dan akhirnya ia bersekolah di SLB (Sekolah Luar Biasa).

Sepeda sebagai alat bantu Aam untuk beraktivitas (dok.pri)
Sepeda sebagai alat bantu Aam untuk beraktivitas (dok.pri)
Bersekolah di SLB dijalaninya sampai kelas lima (V). Berkat dukungan dan perjuangan ibu gurunya yang bernama Siti Zaizaroh itulah akhirnya Aam bisa melanjutkan ke sekolah umum. Dari kelas V SLB terus melanjutkan ke kelas enam (VI) SDN Kebomas Gresik.

Selama bersekolah di SLB kelas III atau IV Aam mulai menunjukkan potensinya. Ia sering mengikuti lomba-lomba bukan hanya lomba melukis tapi juga kemampuan lain dan sering menang.

Meski belum terbiasa, ayah Aam mencoba membuatkan motor untuk mengantar Aam ke kampus (dok.pri)
Meski belum terbiasa, ayah Aam mencoba membuatkan motor untuk mengantar Aam ke kampus (dok.pri)
Masuk sekolah umum bagi Aam bukanlah perkara mudah. Ia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan teman-teman sebaya yang nota bene normal secara fisik badaniah. 

Ada seorang lagi teman Aam di SDN Kebomas yang juga difabel. Namun teman kecil Aam ini hanya bertahan 2 hari saja bersekolah. Selanjutnya dia berhenti dan mengurung diri saja di rumah. 

Dia minder dan tak pandai membuka diri seperti Aam hingga di usia dewasa ini. Setiap ada tamu atau saudara yang ingin berkunjung ke rumahnya, teman difabel Aam ini memilih masuk dan menutup rapat-rapat pintu kamarnya.

Aam dengan latar belakang karya lukisannya (dok.pri)
Aam dengan latar belakang karya lukisannya (dok.pri)
"Kalau minderan, sampai tua ya gitu terus pak" ucap Aam mengomentari perilaku teman kecilnya sesama penyandang difabel.

Lulus dari SDN Kebomas, Aam melanjutkan ke SMPN 4 Gresik. Saat menapaki pendidikan di SMP ini, Aam ditunjuk mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba membuat komik dimana hanya ia saja satu-satunya peserta yang difabel meski begitu akhirnya menang juga dan menduduki peringkat ke-3.

Prestasinya tak berhenti sampai di situ. Pernah pada acara lelang lukisan di Surabaya yang dimotori oleh Dorce Gamalama dimana kala itu menghadirkan Jenderal Purn. Polisi Soetanto dan Anton Bahrul Alam, 3 karya seni lukis Aam dari crayon laku terjual.

Selama 3 tahun menempuh pendidikan di SMPN 4, mulai tahun 2006 sampai 2009. Kemudian melanjutkan ke SMA Semen (Gresik), mulai tahun 2009 sampai 2012. Lulus dari SMA Semen tak lantas kuliah, Aam sempat vakum selama empat tahun. Selama empat tahun itulah ia menempa kemampuan melukisnya.

Bertemu Guru Lukis 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun