Biasanya untuk mendapatkan keterangan yang lebih jelas saya berhubungan dengan pekuncen. Sayangnya sang pekuncen sedang tidak ada di lokasi siang itu.
Saya mendengar makam tokoh yang bernama Sindujoyo itu terpisah agak jauh, berada di kawasan Pasar Sindujoyo Kota Gresik. Kyai Sindujoyo dikenal sebagai santri atau murid kesayangan Sunan Prapen.
Panembahan Kawis GuwoÂ
Kepemimpinan Panembahan Kawis Guwo ini tak banyak diungkap dalam sejarah. Kabarnya, gelar panembahan yang disematkan menunjukkan kalau kala itu pemerintahannya mengalami kemunduran.Â
Kata panembahan sendiri berarti yang menjadi sesembahan atau orang yang disembah alias raja.Â
Sebenarnya sebutan sunan maupun panembahan nilai rasanya kurang lebih sama. Sebutan sunan sepertinya lebih kental dengan nuansa Islami. Sedangkan gelar panembahan lebih terkesan Njawani.
Seperti pusara Sunan Prapen, pusara Panembahan Kawis Guwo juga dilengkapi bangunan pelindung seperti pendopo dengan genteng dari kayu sirap. Di dalam pendopo terdapat satu cungkup sebagai makam utama.Â
Dalam cungkup itulah Panembahan Kawis Guwo bersemayam. Sementara di sekelilingnya terdapat 6 atau 7 makam yang kurang jelas siapa pemiliknya. Mungkin milik keluarga atau para pengikutnya.
Cungkup makam Panembahan Kawis Guwo terlihat sangat unik. Mengingatkan saya pada cungkup makam milik Siti Fatimah Binti Maimun di Leran, Manyar -- Gresik.