Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pengelolaan Sampah Ala Jambangan dan Pemkot Surabaya

15 Desember 2015   17:58 Diperbarui: 4 April 2017   17:22 3155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menggali informasi lebih jauh tentang pengelolaan sampah (sisa) rumah tangga yang terkategori sampah basah (organik), Minggu siang itu saya menemui Pak Jono selaku ketua RT 03/RW 01 Jambangan Surabaya.

“Setiap 7 rumah dipasang 1 komposter” terang Pak Jono.

Bahan-bahan sisa dapur yang dikomposkan dalam komposter, dibolak-balik setiap beberapa hari sekali. Satu atau dua bulan kompos sudah bisa dipanen. Menurut penuturan Pak Jono, untuk mempercepat proses pengomposan kadang-kadang sebagian warganya menambahkan starter (bibit) kompos atau larutan EM4 (Effective Microorganism) ke dalam bahan kompos itu.

Selanjutnya bahan kompos yang sudah matang, berwarna coklat kehitaman itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman hias atau beberapa jenis sayuran yang mudah ditumbuh-kembangkan dalam pot plastik atau polibag. Hasil sayuran seperti lombok atau tomat bisa digunakan sebagai tambahan kebutuhan dapur.

Pembuatan Kompos Ala Pemerintah Kota Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki banyak depo sampah dan beberapa rumah kompos. Dua rumah kompos diantaranya berada di dalam lingkungan Kelurahan Jambangan Surabaya. Menjelang siang saya sempatkan diri untuk mendatangi kedua rumah kompos itu. Sayang sekali siang itu saya tidak berjumpa dengan Pak Warsito, selaku pimpinan rumah kompos tapi saya bisa mendapatkan keterangan jelas dari beberapa karyawan yang saat itu sedang aktif bekerja di rumah kompos.

[caption caption="Daun-daun yang siap digiling dengan mesin"]

[/caption]

[caption caption="Danis membolak-balik sampah organik agar kompos menjadi matang"]

[/caption]

Bahan organik sebagai bahan baku kompos berasal dari sisa-sisa sayur, buah dan ikan yang dikumpulkan beberapa pasar di Surabaya. Selain itu dari daun dan ranting-ranting kecil pepohonan yang ada di beberapa ruas jalan dan taman kota yang ditebang oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Cabang dan batang pohon yang berukuran besar dimanfaatkan untuk bahan bakar pada saat berlangsung proyek pengaspalan jalan.

[caption caption="Batang pohon yang dipotong-potong untuk bahan bakar proyek pengaspalan"]

[/caption]

Dengan kendaraan pengangkut (dump truck) sampah-sampah organik itu diangkut menuju rumah kompos Jambangan. Ada beberapa mesin pencacah yang siap menghancurkan sampah menjadi potongan kecil-kecil. Untuk satu truk atau dump truck biasanya berisi sampah organik sebanyak 5 - 6 ton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun