Minggu pagi (13/12/2015) kemarin saya diterima dengan sangat baik oleh Ibu Lusiani Sutrisno. Beliau adalah salah seorang warga Kelurahan Jambangan Surabaya yang telah berperan aktif menggerakkan kaum ibu di sana untuk beramai-ramai mengembangkan kerajinan dari bahan sampah plastik (daur ulang). Bu Tris demikian sapaan akrab beliau sudah sejak tahun 2006 berkiprah dalam kerajinan daur ulang itu.
[caption caption="Bu Lusiani "]
Wanita berputera dua kelahiran 43 tahun silam itu bekerja tidak sendirian melainkan dibantu 4 orang warga yang bekerja secara aktif hingga dihasilkan berbagai kerajinan kreatif yang menawan hati. Berbagai contoh kerajinan dari bahan daur ulang sampah plastik telah berhasil beliau ciptakan diantaranya : lampion, tempat sampah, selempang, vas bunga, toples, apel gantung, tikar, baju, bunga dan masih banyak lagi.
“Semua hasil kerajinan kami dibandrol dengan harga yang sangat terjangkau mulai 15 ribu hingga ratusan ribu rupiah tergantung tingkat kesulitannya” terang Bu Tris dengan rendah hati.
Bu Tris mengaku ilmu merangkai kerajinan dari bahan daur ulang sampah plastik itu ia pelajari sendiri, tanpa melalui sekolah khusus atau kursus. Di ruang tamu beliau yang megah itu terlihat berbagai contoh kerajinan hasil kreasinya. Dinding rumahnya juga penuh dengan hiasan-hiasan cantik dari bahan daur ulang.
[caption caption="Contoh kerajinan daur ulang kreasi Bu Lusiani (Bu Tris)"]
[caption caption="Kerajinan tikar dari bahan daur ulang"]
[caption caption="Kerajinan daur ulang kreasi Bu Tris lainnya"]
“Semua model dan disain kerajinan saya kembangkan secara otodidak” lanjutnya sambil menemani putra sulungnya yang sedang sakit.
Karena prestasi dan kreativitasnya, Bu Tris sering diundang oleh berbagai kalangan seperti perbankan, sekolah juga dunia kampus untuk tampil memberikan pelatihan atau kursus singkat seputar bagaimana cara mengelola bahan daur ulang menjadi beraneka macam kerajinan bernilai ekonomi.
Berkat jasanya pula nama Kelurahan Jambangan Surabaya menjadi harum dan dikenal oleh masyarakat luas. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya menaruh perhatian penuh dan pembinaan atas prestasi yang dicapai Bu Tris selama ini. Selain membina warga di kampungnya, Bu Tris juga mengembangkan keterampilan membuat kerajinan daur ulang itu menjadi sebuah usaha dengan nama “Tris Flower”.