Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Setelah Abu Sayyaf, Kini Tiongkok Berhasil Membuat Duterte Murka

13 September 2016   14:57 Diperbarui: 17 September 2016   20:46 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan antara Presiden Fiipina Rodrigo Duterte dengan Presiden Indonesia Jokowi di Istana Negara, 9 September 2016. Menurut Duterte, Indonesia bukan hanya tetangga saja, akan tetapi juga satu saudara (Sumber Foto: Liputan6)

Pertama, Duterte paham betul bahwa posisi Tiongkok saat ini terpojok di mata dunia dalam sengketa Laut Cina Selatan. Selain itu negara-negara ASEAN juga akan berjibaku bersimpati membantu Filipina jika terjadi perang melawan Tiongkok, apalagi kalau perang itu terjadi karena dipicu oleh sengketa Laut Cina Selatan itu.

Ini bisa terlihat dari jalinan hubungan kerja sama yang begitu erat yang dijalin Duterte dengan para pemimpin negara-negara ASEAN lainnya untuk menggalang kekuatan, termasuk kunjungan silaturahminya ke Indonesia pada tanggal 9 September 2016 untuk bertemu dengan Presiden Jokowi.

Pertemuan antara Presiden Fiipina Rodrigo Duterte dengan Presiden Indonesia Jokowi di Istana Negara, 9 September 2016. Menurut Duterte, Indonesia bukan hanya tetangga saja, akan tetapi juga satu saudara (Sumber Foto: Liputan6)
Pertemuan antara Presiden Fiipina Rodrigo Duterte dengan Presiden Indonesia Jokowi di Istana Negara, 9 September 2016. Menurut Duterte, Indonesia bukan hanya tetangga saja, akan tetapi juga satu saudara (Sumber Foto: Liputan6)
Kedua, jika Duterte menggunakan kekuatan militernya melawan Tiongkok, maka bukan hal yang mustahil bagi Amerika Serikat untuk turun tangan menghalau Tiongkok jika terjadi konflik militer antara Filipina dan Tiongkok.

Campur tangan Amerika Serikat bukanlah hal yang mustahil karena selain mereka punya kepentingan di kawasan Laut Cina Selatan di mana setiap harinya kapal-kapal besar milik Amerika Serikat yang hilir mudik melintasi kawasan Laut Cina Selatan, pun juga Tiongkok adalah musuh dalam selimutnya Amerika Serikat karena dianggap sebagai ancaman besar bagi kepentingan Amerika di kawasan Asia.

Kita lihat saja perkembangan ke depannya soal sengketa Laut Cina Selatan antara Filipina dan Tiongkok itu bagaimana nantinya. Apakah Duterte hanya sekadar gertak sambal belaka, atau memang ia punya nyali baja untuk menghajar Tiongkok sampai bertekuk lutut di hadapannya.

Wallahualam.

Referensi Bacaan:

Duterte on China: It's talk or fight - Philippine Star
I'll eat you alive, Philippine president tells militants - Daily Nation

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun