"Sepatunya sudah kecil, jadi buat kakiku sakit, ya terpaksa aku lepas" jawabku.
Dia memberikan senyuman itu lagi. "Oh begitu yaaa, ukuran berapa sepatunya mbak?"
Aku bergumam dalam hatiku "Harus aku jawab banget nih?" akhirnya mau tak mau akupun menjawab.
"Ukuran 37 mas"
"Oalah, punyaku ukuran 39 nih, mau coba punyaku?" tawarnya.
"Eh, gausah mas, nanti masnya nyeker kalo saya coba" aku mengelak.
"Gapapa ko, hanya coba saja, walaupun sepatu ini bekas aku pakai tapi tidak bau ko, serius, karena aku baru membelinya 2 hari yang lalu." Ia berusaha membujukku.
"bukan begitu mas..." baru saja aku menjawab ia langsung membuka sepatunya dan memotong omonganku.
"Sudah nih coba deh, karena aku lihat kita pakai model dan merk sepatu yang sama" sambil memberikan sepatunya. Aku baru menyadari bahwa memang sepatunya sama persis dengan sepatu jebolku, akhirnya mau tidak mau aku pakai sepatunya.
"Kan, apa kataku, pas kan?" aku mengangguk sambil tersenyum. Kemudian iapun melanjutkan ucapannya "Sudah, tidak usah dibuka lagi yaa, pakai sampai rumahmu, jangan sampai kakimu terluka karena tidak pakai alas kaki, kamu penjaga toko bunga kios itu kan? Aku sering melewati kios itu, kapan-kapan jika aku lewat depan kiosmu kamu boleh kembalikan sepatunya padaku, tapi kalopun kita tidak bertemu kembali anggap saja itu hadiah kecil dariku untukmu"
Aku merasa sedikit kaget, dan benakku penuh dengan pertanyaan, siapa orang ini sebenarnya. Aku menjawab.