Strategi 'perang' terhadap Jakarta Undercover
Strategi Ahok adalah dengan melakukan penyelidikan rahasia. Ahok pernah menyebutkan bahwa lantai 7 Alexis adalah "surga dunia", tetapi membuktikannya tidaklah mudah. Banyak sandi yang digunakan sehingga tidak mudah bagi orang baru memasuki dan sampai ke "surga dunia". Jika hasil penyelidikan terbukti menyalahi aturan maka cara yang dilakukan adalah dengan memberi surat teguran, atau pidana terhadap orang. Selanjutnya, tempat yang dulunya sarang prostitusi diubah menjadi ruang terbuka hijau. Ini bisa terjadi karena sudah diselidiki aktivitasnya dan dibuktikan sesuai dengan yang direncanakan.
Berbeda dengan Ahok, Anies menggunakan data dari masyarakat. Begitulah yang disampaikan dalam jumpa pers. Dengan begitu, masyarakat yang memberi laporan adalah masyarakat yang punya akses atau bisa sampai ke "surga dunia". Mungkin dengan bukti itu, Anis mengambil sikap. Â Dikeluarkannya surat penundaan izin usaha, dianggap sama dengan menutup Alexis.
Penundaan izin usaha Alexis dengan mudah dilakukan karena bertepatan dengan masa izin yang sudah berakhir. Itupun sudah ditunda oleh pemerintahan sebelumnya. Pada saat pemerintahan Anies-lah Alexis dinyatakan "Belum dapat diproses" . Di sini masih terbuka peluang negosiasi betapapun surat audiens pihak Alexis belum direspon Pemprov DKI.
Perbedaan sikap kedua pemimpin ini bukan pada keras dan lunak, atau tank dan surat. Perbedaannya adalah Ahok memilih tidak berkata "tegas" tetapi "sekali tembak mati", Anies memilih berkata "tegas" tetapi "perlu diplomasi". Begitulah kira-kira sikap kedua pemimpin dalam bingkai Jakarta Undercover.
*) Penulis adalah salah satu pemuda yang tinggal di wilayah terdepan Indonesa, Wetar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H