Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk meminta maaf. Tapi kenapa rasa hati ini berdebar-debar, seperti ada rasa yang lain selain rasa bersalah.
Apakah ini cinta? Apakah aku salah memperhatikannya terus menerus? Aku hanya ingin mencari waktu yang pas agar bisa meminta maaf kepadanya, tapi karena itu juga aku kadang tersenyum-senyum sendiri ketika memandanginya.
Aku juga heran, kenapa bisa aku ikut bahagia ketika dia sedang asik bercanda dengan teman-temannya. Kenapa juga aku harus membuntutinya dan menghawatirkannya, toh juga dia sudah lupa.
Saat itu juga aku mengetuk pintu kelas dan berdehem kepadanya memberi tanda kalau aku disana.
Dia menengok dan melihatku lalu berkata.
"oh hai Waf, kau belum pulang?"
"Belum" jawabku polos.
"apa yang kau lakukan di sini, sepertinya teman-temanmu sudah pulang semua ?"
"iya aku tau, kau juga kenapa belum pulang?"
"aku ingin belajar lebih hari ini, ada beberapa bab yang aku masih belum menguasainya."
"emm Anes, ada yang ingin aku omongkan denganmu, boleh aku meminta waktumu sebentar?" Kataku dengan cepat, tepat ketika dia mengakhiri kalimatnya.