Mohon tunggu...
maulidi ilham
maulidi ilham Mohon Tunggu... Penerjemah - mahasiswa

turu wesss

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seribu Hari bersama Khatulistiwa

1 September 2023   09:32 Diperbarui: 1 September 2023   09:48 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akut teringat pertama kali datang ke sini  bertemu degan Bima sedang menunggu di bandara kukira dia ojek online yang kupesan setelah turun dari pesawat. Ternyata bukan. Cerita menarik juga pada Bima ketika salah sasaran saat dia menjemput seseorang, Bima kira orang yang akan ia jemput adalah aku ternyata salah. Aku langsung diturunkan di tepi jalan sambal mengerutuiku lalu ia menjemput orang yang ia tuju.

 Ternyata tuhan tak sampai distu pertemuan kita ada saja cara lain memertemuakan kami.  Suatu peremuan tidak direncanakan manusia tapi itu rancana dan takdir tuhan.

                “kita di pertemukanhal temeh juga di pisahakan hal yang remeh juga,”tutur bima.

                Aku tersenyum dan mengagguk.

Saksi kehidupanku adalah khatulistiwa.tempat melepas rindu tempat melepas resah dan luka. Tapi khatulistiwa juga tempat perpisahanku. Iya walaupun khatulistiwa adalah garis nol derajat bumi tapi bukan garis hidupku. Seribu hari bersama khatulistiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun