Akut teringat pertama kali datang ke sini bertemu degan Bima sedang menunggu di bandara kukira dia ojek online yang kupesan setelah turun dari pesawat. Ternyata bukan. Cerita menarik juga pada Bima ketika salah sasaran saat dia menjemput seseorang, Bima kira orang yang akan ia jemput adalah aku ternyata salah. Aku langsung diturunkan di tepi jalan sambal mengerutuiku lalu ia menjemput orang yang ia tuju.
Ternyata tuhan tak sampai distu pertemuan kita ada saja cara lain memertemuakan kami. Suatu peremuan tidak direncanakan manusia tapi itu rancana dan takdir tuhan.
“kita di pertemukanhal temeh juga di pisahakan hal yang remeh juga,”tutur bima.
Aku tersenyum dan mengagguk.
Saksi kehidupanku adalah khatulistiwa.tempat melepas rindu tempat melepas resah dan luka. Tapi khatulistiwa juga tempat perpisahanku. Iya walaupun khatulistiwa adalah garis nol derajat bumi tapi bukan garis hidupku. Seribu hari bersama khatulistiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H