Mohon tunggu...
Maulidiyah Khoirina
Maulidiyah Khoirina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa: Universitas Mercu Buana Jurusan: Akuntansi NIM: 43222010126 Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2- Diskursi Kepemimpinan Gaya Dewa Ruci pada Upaya Penegahan Korupsi di Indonesia

12 November 2023   13:29 Diperbarui: 12 November 2023   13:29 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi merupakan salah satu tindak pidana tertentu yang bersifat serius terorganisir yang telah menimbulkan masalah dan ancaman, karena membahayakan stabilitas dan keamanan negara. Meskipun KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) sebagai aparat penegak hukum dalam perkara tindak pidana korupsi dan berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi, namun menurut UU Peradilan Militer, KPK tidak berwenang melakukan melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi oleh anggota TNI dikarenakan KPK bukan termasuk penyidik militer.

Keseriusan pemerintah dalam menanggulangi tindak pidana korupsi yaitu dengan dibentuknya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Walaupun telah diatur dalam Undang-Undang, korupsi di Indonesia sudah menalar hebat bahkan menjadi tradisi yang membudaya, di mana korupsi sudah bukan barang tabu lagi, sehingga pada tahun 2017 korupsi telah menjalar hingga tidak terbendung.

Pesan moral dari kejahatan korupsi salah satunya adalah pesan moral tentang karakter manusia terhadap Tuhan. Dalam penggambarannya, pesan moral ini meliputi karakter diri sendiri (jujur). Dalam Serat Dewa Ruci Kidung, karakter ini ditunjukkan Bima di Hastina setelah kembali dari Hutan Tribasa. Karakter disiplin, ditunjukkan Bima dengan selalu mematuhi perintah gurunya. karakter kerja keras adalah sifat seseorang yang tidak mudah putus asa. Karakter kreatif, merupakan daya atau kemampuan manusia untuk menciptakan sesuatu. Dan karakter tanggung jawab, merupakan sikap dan perilaku seorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.

dokpri
dokpri

Pengertian korupsi menurut Peraturan Perundang- Undangan 

Pasal 2 ayat (1) dan pasal 3 undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagai berikut:

a. Pasal 2 ayat (1) UUPTPK No. 31 tahun 1999 : setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Penyalahgunaan Kewenangan, kesempatan atau Sarana Dari rumus dan unsur yang diketahui, bahwa perbuatan yang dilakukan adalah menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan. Kewenangan berarti kekuasaan atau hak. Jadi yang disalahgunakan itu adalah kekuasaan atau hak yang ada pada pelaku. Misalnya untuk menguntungkan anak, saudara, cucu atau kroni sendiri. Menyalahgunakan kesempatan berarti menyalahgunakan waktu yang ada padanya dalam kedudukan atau jabatannya itu. Sementara menyalahgunakan sarana berarti menyalahgunakan alat-alat atau perlengkapan yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya itu.

b. Pasal 3 UUPTPK No. 31 Tahun 1999: setiap orang  yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan negara atau perekonomian negara. 

Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara Dari rumusan unsur diketahui, bahwa tindak pidana korupsi adalah delik formil, artinya akibat ini tidak perlu terjadi. Akan tetapi, apabila perbuatan itu dapat/ mungkin merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, perbuatan pidana sudah selesai dan sempurna dilakukan. Adapun yang dimaksud dengan keuangan negara adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau tidak dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena :

(1) Berada dalam pengawasan, pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat, lembaga negara, baik ditingkat pusat meliputi daerah. (2) Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan Badan Hukum dan Perusahaan yang menyertakan modal negara atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan negara

Dengan demikian dapat disimpulkan pengertian korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi adalah perbuatan setiap orang baik pejabat pemerintah maupun swasta yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan negara atau perekonomian negara. Pada Pejabat pemerintah biasanya terdapat unsur penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan

Pada tahun 1960,Indonesia memiliki tekad untuk memberantas korupsi, dengan dilahirkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi.

Menurut Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang tersebut di atas yang dimaksud dengan Korupsi adalah :

1. Tindakan seseorang yang dengan atau karena melakukan dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran memperkaya diri sendiri atas orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidak langsung merugikan atau perekonomian negara atau daerah atau badan hukum lain yang mempergunakan modal dan kelonggaran-kelonggaran dari negara atau masyarakat

2. Perbuatan seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran, memperkaya diri sendiri atau orang lain atau badan yang dilakukan dengan menyalahgunakan jabatan atau kedudukan.

Undang --Undang  Nomor 3 Tahun 1971 tentang Tindak Pidana Korupsi, dihukum karena tindak pidana korupsi adalah :

1. Barang siapa dengan melanggar hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

2. Barang siapa dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya, yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Pengetian korupsi menurut beberapa ahli :

1. Sayed Hussein Alatas dalam bukunya "Corruption and the Disting of Asia" menyatakan "Bahwa tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi adalah penyuapan, pemerasan nepotisme, dan penyalahgunaan kepercayaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi. Manifesti sebuah perilaku bisa dikategorikan sebagai praktik korupsi, menurut Hussein Alatas, apabila memiliki karakteristik sebagai berikut : 

1) korupsi selalu melibatkan lebih dari satu orang,

 2) korupsi pada umumnya dilakukan penuh kerahasiaan, 

3) korupsi melibatakan elemen saling menguntungkan dan saling berkewajiban 

4) pihak-pihak yang melakukan korupsi biasanya bersembunyi dibalik justifikasi hukum, 

5) pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi adalah pihak yang berkepentingan terhadap terhadap sebuah keputusan dan dapat mempengaruhi, 

6) tindakan korupsi adalah penipuan baik pada badan publik atau masyarakat umum,

 7) setiap tindak korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan,

 8)setiap tindak korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontrakdiktif dari mereka yang melakukan korupsi,

 9) suatu perubahan korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertangung jawaban dalam tatanan masyarakat.

2. Sam Santoso, para koruptor mengenal ribuan jurus, namun satu muara, yakni ingin hidup mewah dalam tempo singkat dan melalui jalan pintas. Karyawan akan terlibat dalam usaha korupsi, ketika keuntungan korupsi yang diperoleh lebih besar dari sanksi jika ditangkap, dan kemungkinan tertangkap. Sanksi termasuk upah dan insentif lainnya yang mesti dikorbankan jika kehilangan pekerjaan. Dari rumusan pengertian korupsi sebagaimana tercermin di atas bahwa korupsi menyangkut segi moral, sifat dan keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi atau aparatur pemerintahan, penyelewengan kekuasaan karena pemberian, faktor ekonomi dan politik serta penempatan keluarga serta golongannya ke dalam dinas dibawah kekuasan jabatannya

(Kenapa Menggunakan Diskursi Gaya Kepemimpinan Dewa Ruci Werkudara Dalam Upaya Pencegahan Korupsi?)

Kisah Dewa Ruci menurut berbagai sumber sudah ada sejak zaman Jawa Kuno yang entah kapan tidak terlacak. Pengarang awalnya dinisbahkan kepada tokoh yang bernama "Mpu Siwamurti" yang tidak diketahui secara pasti apakah nama asli atau sekedar sebutan. Menurut Poerbatjaraka sesuai penemuannya, naskah asli Dewa Ruci tidak memuat nama pengarang di dalamnya (anonim). Bahkan yang berkembang di masyarakat ada yang menyebutkan secara spekulatif bahwa pengarangnya adalah Sunan Kalijaga.

Raden Werkudara merupakan salah satu tokoh dalam wayang kulit purwa dari kisah Lakon Dewa Ruci. Ia merupakan salah satu dari Pandawa Lima yaitu putra dari Prabu Pandudewanata raja di kerjaan Astinapura. Raden Wekurdara mempunya 18 karekter yang terdapat pada dunia pendidikan yaitu sifat jujur, berwatak kendel, bandel, tetep, mantep madhep, ajeg, adil, cinta damai, suka menolong, membela kebenaran, membela yang lemah, dan tanggung jawab.

Meringkas cerita utuhnya dari karya Pujangga Surakarta, kisah ringkas Dewa Ruci, yaitu bercerita tentang perjalanan Bima (Bima Sena, Arya Bima, Bratasena, Wrekudara) mencari "Air Suci". Adapun ringkasan atau jalan cerita Dewa Ruci adalah sebagai berikut: Menjelang meletusnya perang Bharatayudha, 51 Prabu Suyudana (Duryudana) memanggil seluruh anggota Kurawa untuk melakukan Sidang Istimewa. Yang dibicarakan dalam sidang tersebut adalah cara mengalahkan dan menyirnakan Pandhawa untuk memperoleh kemenangan. Sebenarnya Prabu Suyudana didalam hatinya tidak menghendaki akan kecurangan, mengingat bagaimanapun juga Pandhawa masih saudara dekat. Supaya Kurawa bisa menang, sidang memutuskan untuk mencari cara agar Bima dapat dibinasakan, karena menurut para korawa Bima adalah Pandhawa yang sangat kuat, jujur, lugu, perkasa dan sakti.

Maka dibuatlah suatu skenario untuk membuang Bima, dengan suatu tipu muslihat yaitu Kurawa mendesak Resi Drona untuk menjerumuskan Bima. Mengingat Bima adalah seorang murid yang patuh dan hormat terhadap gurunya, jadi tidak mungkin Bima akan menolak perintah dari gurunya. Dengan itu, lantas Resi Drona memerintahkan Bima untuk mencari Air Kehidupan (Tirta Nirmala, Tirta Perwita Adi, Tirta Ening, atau Air Hayat). Menurut sang Resi, barang siapa yang memperoleh air kehidupan ini, maka akan memperoleh kemuliaan, mendapat kuasa besar atas hidup, dan unggul di seluruh Triloka.  Dalam mencari air kehidupan ini Bima tidak boleh ragu, karena jika tidak akan pernah mencapai tentang pengetahuan sejati. Ia harus bertekad dengan sungguh-sungguh dan rela menjalani apa saja untuk dapat memperoleh pengetahuan yang berharga tersebut

Air kehidupan ini tidak mudah diperoleh, karena tempatnya ada di hutan Tibrasara, di bawah Gandamadhana Gunung Candramukha. Setelah mendapat petunjuk dari sang Resi, tanpa ragu Bima langsung berangkat walaupun sejak awal saudara-saudaranya sudah menghalanginya. Tekadnya sudah bulat, ia harus patuh terhadap perintah Gurunya. Setibanya di hutan Gunung Candramukha, Bima mengobrak-abrik bebatuan dan melemparkannya dengan keras, semua gua juga diobrak-abrik olehnya, namun tidak ada tanda-tanda dari yang dicari, yaitu keberadaan Tirta Nirmala. Malahan di sana ia bertemu dengan dua raksasa: Rukmuka dan Rukmakala, yang merasa terganggu dengan kehadiharan Bima, raksasa tersebut lantas menyerang Bima. Melalui pertempuran yang sengit, Bima berhasil mengalahkan keduanya. Ia membanting kedua raksasa tersebut ke batu hingga hancur, dan tubuhnya menghilang. Ternyata kedua raksasa itu adalah Sanghyang Endra dan Bathara Bayu yang mendapat murka Hyang Pramesthi. Berkat Bimalah keduanya terbebas dari kutukan itu. Kemudian mereka memberitahu Bima bahwa petunjuk Drona tentang Tirta Nirmala memang nyata dan benar-benar ada, akan tetapi bukan di sini tempatnya. Ia disuruh kembali kepada gurunya untuk meminta kejelasan terkait tempat yang sebenarnya.

hakikat kehidupan Bima segera bergegas kembali ke Hastina. Sesampainya di Hastina, Bima menceritakan tentang perjalanannya, guru Drona yang membohonginya kemudian memberikan petunjuk pada Bima karena terkesan dengan sifat patuhnya pada guru. Mendengar penjelasan gurunya, Bima kembali berangkat mencari Tirta Ening. Sesampainya di tepi samudra, Bima menggunakan ilmunya, Jalasengara. Bima terus berjalan hingga sampai di tengah samudra, olehnya tampak seekor naga besar yang berbisa dan mematikan. Dengan cekatan naga itu melilitkan tubuhnya pada tubuh Bima. Seketika itu ia teringat kukunya yang sakti, segera ia menikamkan kuku Pancanaka yang panjang dan tajam itu, tepat menancap di tubuh naga. Bima telah berhasil membunuh sang naga. Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan penuh dengan berbagai rintangan yang berbahaya. Kini Bima mulai kehabisan tenaga untuk mencari dimana sebenarnya Tirta Amrta (air hayat) ini. Ia merasa terpuruk berada di tengah samudra sendirian, senyap tanpa siapa-siapa, hingga pada saat itulah ia bertemu dengan makhluk kecil berambut panjang yang bernama Dewa Ruci. Perawakannya hanya sebesar jari kelingking Bima serta wujud dan penampilan persis seperti dirinya. Disinilah Bima akhirnya mendapatkan wejangan-wejangan tentang ilmu pengatahuan dan hakekat kehidupan.

Nilai Karakter Gaya Kepemimpinan Dewa Ruci Dalam Upaya Pencegahan Korupsi

Nilai karakter dari Dewa Ruci Werkudara merupakan salah satu alasan mengapa gaya kepemimpinannya dijadikan diskursi dalam pencegahan korupsi.

Religius 

Nilai religius adalah nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan tumbuh-kembangnya kehidupan beragama yang terdiri dari tiga unsur pokok yaitu aqidah, ibadah dan akhlak yang menjadi pedoman perilaku sesuai dengan aturan-aturan ilahi untuk mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Berserah diri atau Tawakal merupakan salah satu nilai yang paling mendasar dalam karakter religius. Menurut ajaran islam, tawakkal itu adalah landasan atau tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Baru berserah diri kepada Allah setelah menjalankan ikhtiar. Inilah kesuksesan pertama bagi seseorang yang sedang menempuh perjalanan menuju Tuhan. Ketika sang Arya Sena telah memasrahkan hidup dan matinya hanya kepada dewata, hatinya menjadi tenang dan suka cita. Tak ada lagi ketakutan dalam dirinya. Tak ada lagi was-was, yang ada hanya kebahagiaan.

Setelah Bima mencapai kesempurnaan hidup, karena sudah tahu tentang hakikat hidup. Maka orang yang seperti ini, berarti telah mencapai keadaan sadar akan arti sangkan paraning dumadi. Segala ajaran Dewa Ruci dalam hubungan ini melambangkan mustikaning budhi (sumber segala budi pekerti), telah menjadi darah dagingnya. Peristiwa memasuki tubuh sang Dewa Ruci, bermakna bahwa watak sang Bima telah mengalami perubahan penting menuju kebaikan.

 

Jujur

Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar, memberikan sesuatu yang benar atau sesuai dengan kenyataan Orang yang jujur tidak akan pernah merugikan orang lain. Selain itu orang yang jujur pasti menjaga amanah (kepercayaan) dan orang yang amanah pasti memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan menjalankan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan orang yang jujur cenderung bersikap adil.

Namun berbeda dengan Bima, yang harus kembali ke Hastinapura dengan tangan kosong setelah dirinya melakukan perjalanan dari hutan Tibrasa. Seperti yang dimuat dalam Serat Dewa Ruci Pupuh II Pangkur 12-13, sifat jujur ditunjukan Bima ketika ditanya oleh Korawa dan Guru Drona tentang hasil dari perjalanannya dihutan Tribasa, lantas Bima mengatakan bahwa air kehidupan tidak ada disana. Kemudian Bima menjelaskan kepada Gurunya apa yang dia temui sewaktu dihutan Tribrasa, bahwa yang ada disana hanyalah dua raksasa.

Kejujuran akan senantiasa ada dalam diri seseorang, apabila dia selalu menyadarkan segala perbuatan, ucapan, dan sikapnya semata-mata kepada Allah. Adanya ketidak jujuran bisa jadi karena orientasinya tidak karena Allah tetapi karena faktor lain yang sifatnya duniawi. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga komitmen jujur dalam diri seseorang harus selalu meniatkan semuanya kepada Allah.

Disiplin

kedisiplinan Bima ditunjukkan semenjak berguru kepada Guru Durna. Bima selalu hadir awal dalam pelajarannya dan disiplin dalam belajar, berlatih, bersungguh-sungguh, tidak menyia-nyiakan waktu, dan penuh komitmen sebagai murid. Itulah sebabnya selain Arjuna, Bima merupakan murid kesayangan Guru Durna. Bima menjalankan perintah gurunya dengan penuh totalitas tidak ada keraguan dalam hatinya, yang ada hanya keyakinan akan kebenaran. Ia percaya dan yakin sepenuh hati, bahwa perintah gurunya adalah sebuah kebenaran, dan ia akan melaksanakan sampai berhasil. Padahal dirinya sendiri tidak mengetahui apa yang sebenarnya dia cari, dia berusaha patuh kepada gurunya secara total dan melaksanakan semua perintah dan petunjuk gurunya.

Disiplin sendiri merupakan bentuk perilaku patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku tetapi kepatuhan itu lebih ditekankan pada kesadaran diri bukan karena paksaan. Akan tetapi pada kenyataannya banyak perilaku disiplin manusia yang dilatarbelakangi karena adanya paksaan atau aturan yang mengekang. Dan untuk membentuk karakter disiplin perlu ditanamkan beberapa hal tentang kedisiplinan, di mulai dari disiplin dalam beribadah, disiplin dalam masyarakat dan disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kerja Keras

Elfindri menjelaskan bahwa karakter kerja keras adalah sifat seorang yang tidak mudah berputus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Bima juga merupakan contoh karakter pekerja keras. Hal ini ditunjukan Bima pada saat dirinya diperintah gurunya untuk mencari Air kehidupan di Hutan. Kerja keras Bima tidak hanya dia tunjukan dalam mencari Air kehidupan di Gunung Candramuka saja, dalam lanjutan Serat Dewa Ruci diceritakan bahwa setelah gagal mencari di Hutan Tribasara, Bima diperintah Gurunya untuk mencari Air kehidupan ditengah-tengah samudra. Dengan tekad dan kerja keras, Bima terus berjalan hingga sampai ditepian samudra, kemudian ia masuk kedalam lautan dan bertarung dengan seekor Naga.

Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab ialah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan manusia. Tanggung jawab sudah menjadi kodrat manusia, yang artinya sudah menjadi bagian hidup manusia. Said Hamid Hasan mengatakan bahwa tanggung jawab adalah Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Sejak kecil, remaja, dan dewasa, Bima benar-benar menunjukkan karakter bertanggung Jawab. Pada saat masih kanak-kanak, Bima senantiasa melindungi atau menjaga keselamatan keempat saudaranya dari tipu daya para Kurawa. Pada masa kecilnya Pandawa dan Kurawa bersama-sama berguru kepada Pandita Durna. Namun, Kurawa senantiasa mencari jalan tipu daya untuk mencelakai dan melenyapkan Pandawa. Sikap tanggung jawab menunjukan apakah orang itu mempunyai karakter baik atau tidak. Orang yang lari dari tanggung jawab berarti tidak memiliki tanggung jawab begitu juga dengan orang yang suka bermain-main adalah orang yang tidak bertanggung jawab, jadi unsur tanggung jawab itu adalah keseriusan.

 

(Bagaimana Pengaplikasian Gaya Kepemimpinan Dewa Ruci Werkudara dalam Pencegahan Korupsi ?)

Nilai dan kebijakan/Prinsip Pecegahan Korupsi tercerminkan dalam gaya kepemimpinan Dewa Ruci Werkudara dalam kisahnya. Nilai karakter yang dicontohkan dalam kisah pewayangannya patut dicontoh dan diapikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Religius

Peran agama dalam pencegahan korupsi adalah dengan cara menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. ajaran agama dapat berperan penting dalam pencegahan korupsi. Melalui ajaran agama, kita dapat mengembangkan nilai-nilai moral terkait pencegahan korupsi dan ajaran agama dapat disampaikan melalui pendidikan formal, kelompok keagamaan, atau media massa. Karena sejatinya, tindak korupsi bertentangan dengan nilai-nilai dasar Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan hadits yang seharusnya setiap tindakan umatnya menjadi maslahat bagi masyarakat.

Jujur

Jujur merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan mendapat kepercayaan dalam berbagai hal, termasuk dalam kehidupan social. Seseorang dengan nilai kejujuran di hatinya tidak akan pernah korupsi, karena tahu tindakan tersebut adalah bentuk kebohongan dan kejahatan. Orang dengan berintegritas jujur akan selalu berpegang pada prinsip yang diyakininya benar. Orang dengan nilai kejujuran juga harus menolak ketidakjujuran. Dia harus berani menegur atau melaporkan tindak ketidakjujuran seperti korupsi atau yang lainnya.

Disiplin

Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dengan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal. Orang yang memiliki sikap disiplin dan memiliki sifat jujur pastilah orang tersebut tidak akan melakukan tindakan korupsi. Di Indonesia, uang bukan satu- satunya yang menjadi objek korupsi, tetapi juga mengenai waktu. Waktu adalah hal yang paling dasar dari sebuah tindakan korupsi. Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.

Kerja Keras

Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya pengetahuan.

Bertanggung Jawab

Tanggung jawab akan membuat seseorang memenuhi tuntutan atau tanggung jawab yang diberikan. Orang yang bertanggung jawab tidak akan korupsi, karena yakin segala tindakan buruknya akan dibayar dengan setimpal pula. Rasa tanggung jawab tidak begitu saja muncul, akan tetapi terjadinya melalui sebuah proses.

dokpri
dokpri

Dakwah Sunan Kalijaga Berbasis Kultural, Lakon Dewa Ruci 

10 Nasihat Sunan Kalijaga

Urip iku urup
Hidup itu seharusnya menyala yaitu dapat memberikan manfaat pada orang lain. Dengan memberikan manfaat, artinya Anda membagi kebaikan kepada sesama. Pada akhirnya, berbuat baik dan berbagi manfaat kepada sesama akan mendatangkan kebaikan pula pada diri sendiri.


2. Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara
Selama hidup, manusia harus berusaha untuk mendapatkan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Bukan hanya itu, manusia juga harus berusaha untuk menghilangkan sifat angkara murka, serakah, dan tamak. Jika tidak, sifat-sifat ini hanya akan membawa kerugian pada manusia.

3.Sura dira jaya jayaningrat, lebur dening pangastuti
Sifat keras hati, angkara murka, licik, hanya bisa dikalahkan dengan sikap yang lembut dan penuh kesabaran. Pepatah ini juga mengajarkan bagi setiap manusia untuk selalu menjaga hati dari godaan setan yang penuh hawa nafsu, serta saling memaafkan terhadap sesama.


4. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha
Berani berjuang walaupun tanpa membawa massa, mampu menang tanpa merendahkan dan mempermalukan orang lain, menjadi orang yang berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, dan menjadi kaya tanpa didasari harta benda.

5.Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan
Jangan mudah sakit hati ketika tertimpa sebuah musibah, jangan sedih ketika kehilangan sesuatu. Pada dasarnya, musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dan cobaan dari Allah, yang bisa jadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Meskipun hal yang wajar, perasaan sakit hati dan sedih tidak perlu berlarut-larut karena tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua hanya sementara yang bisa berakhir kapan saja.

6. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman
Menjadi manusia jangan mudah heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut, dan jangan manja. Jangan mudah heran dan terkejut setiap kali ada hal baru di dunia yang sungguh mengagumkan. Bersikaplah dengan bijak, agar tidak terjerumus pada hal-hal yang menyesatkan. Selain itu, manusia juga harus belajar menjadi pribadi yang mandiri yang tidak bergantung, karena tidak ada hal yang selamanya.


7. Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan lan kemareman
Menjadi manusia jangan terlena dengan jabatan dan hal-hal yang bersifat duniawi. Semua hal yang yang dilakukan untuk tujuan kepuasan pribadi atau memenuhi ego hanya akan membawa dampak buruk bagi diri sendiri. Sebaliknya, setiap manusia harus terus belajar untuk menekan ego dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.

Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka
Jangan merasa paling pandai agar tak salah arah, dan jangan berbuat curang agar tidak celaka. Menjadi orang yang merasa paling pintar justru bisa menjadi senjata makan tuan yang berujung pada jalan yang salah. Sedangkan berbuat curang juga hanya akan membawa kerugian pada diri sendiri.

9. Aja milik barang kang melok, aja mangro mundak kendho
Jangan mudah tergiur dengan barang mewah, cantik, dan indah, karena semua hanya sementara dan dapat hilang kapan saja. Barang-barang yang penuh dengan kemewahan juga bisa jadi menyesatkan. Dan jangan berpikir mendua atau plin-plan, agar niat dan semangat tidak berkurang.


10. Aja adigang, adigung, adiguna
Menjadi manusia jangan terlena dengan jabatan dan hal-hal yang bersifat duniawi. Semua hal yang yang dilakukan untuk tujuan kepuasan pribadi atau memenuhi ego hanya akan membawa dampak buruk bagi diri sendiri. Sebaliknya, setiap manusia harus terus belajar untuk menekan ego dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.

Tapa Badan

Mata : Tidak ingin memiliki kepunyaan orang

Telinga : Tidak Mendengarkan perkataan buruk

Hidung : Tidak suka mencela keburukan orang lain

Lisan : Menghindari perkataan buruk

Aurat : Menghindari zina

Tangan : menghindari tindakan mencuri

Kaki : Berjalan ke arah kebaikan

Ilmu 12 yang Harus Manusia Miliki

1.  Rila : apa pun yang diberikan Tuhan, wajib dijalani dengan ikhlas

2. Legowo  : apa pun boleh terjadi pada hidup tanpa protes

3. Nerimo : terima perlakukan dari orang lain baik maupun buruk

4. Anoraga : rendah hati

5. Eling : ingat Tuhan

6. Sentosa : berada di jalan yang benar

7. Gembira : hidup menjadi tentram karena selalu ingat pada Tuhan 

8. Rahayu : memberikan keselamatan dan kebaikan

9. Wilujenengan : hidup sehat

10. Mursudi Kawruh : mencari memperahankan ilmu dan kebenaran

11. Samadi : merefleksikan hidup yang baik

12. Mengurang- ngurangi : hidup secukupnya 

KESIMPULAN

Korupsi adalah perbuatan buruk yang dilakukan oleh orang dengan cara menyogok, menyuap, menerima sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan merugikan keuangan negara. Korupsi merupakan perilaku bejat yang menguntungkan diri sendiri dan orang lain dengan cara melawan hukum. Pencegahan korupsi merupakan tantangan bagi semua warga negara. Melalui karakteristik dari Dewa Ruci Werkudara ini yang merupakan pengajaran nilai-nilai dan prinsip dalam anti korupsi mendorong setiap individu untuk dapat meneladani serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan gaya kepemimpinan Dewa Ruci yang mencakup nilai religius, jujur, disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia memberikan landasan yang kuat untuk menghadapi tantangan yang terkait dengan korupsi. Dalam praktik pencegahan korupsi, nilai karakteristik Dewa Ruci Werkudara dapat menciptakan akuntabilitas baik akuntabilitas program, akuntablitas proses, akuntailitas keuangan, akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik. Sehingga dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh masyarakat.

Selain itu, dapat menciptakan transparasnsi yang menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan sehingga menjunjung tinggi kepercayaan. Selanjutnya dapat menciptakan Kebijakan yang berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga masyarakat. Lebih jauh lagi kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

DAFTAR PUSTAKA

 

Imam Musbikin. 2010. Serat Dewa Ruci. [Jurnal]. Vol 2(5). Hlm 61

La Sina. 2008. Dampak dan Upaya Pemberantasan Serta Pengawasan Korupsi di Indonesia. [Jurnal]. Vol 26(1) : Jurnal Hukum Pro Justitia

Anggoro, Bayu. 2018 "Wayang dan Seni Pertunjukkan:Kajian Sejarah Perkembnagan Seni Wayang di Tanah Jawa sebagai Seni Pertunjukkan dan Dakwah". Jurnal Sejarah Peradaban Islam UIN Sebelas Maret Surakarta Vol. 2 No. 2.

Ependi, Muhammad Zikri. 2021. "Pendidikan Islam Melalui Kesenian Wayang Kulit Analisis Pemikiran Sunan Kalijaga", Skripsi. Lampung:UIN Raden Intan Lampung.

Rani, Risma Kumara. 2017. "Nilai karekter tokoh Werkudara dalam Konseling Pendekatan Realitas untuk menubuhkan tanggung jawab". [Jurnal Prosiding SNBK]. Vol. 1 No.1.

Setiawan, Eko. 2017. "Makna Filosofi Wayang Purwa Dalam Lakon Dewa Ruci" [Jurnal Kontemplasi]. Vol. 05 No. 02.

Eti Setiawati dan Titis Bayu Widagdo. 2021. POLITENESS STRATEGY OF DIRECTIVE SPEECH ACT WERKUDARA IN THE WAYANG PURWA: PROSODIC ANALYSIS. LITERA. [Jurnal]. Vol 20(1)

Widodo, W. (2017). Hal yang Rumpang dan Timpang dalam Kebijakan Perencanaan Bahasa Jawa. Linguistik Indonesia, Vol ke 35, :hal 34-52.

Riantiarno.N . "Perang Jin : Senjakala Lembayung"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun