Rasisme adalah tindakan merasa diri, etnis, atau kelompok tertentu lebih tinggi derajatnya ketimbang yang lain. Tindakan ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental terhadap minoritas, mulai dari depresi hingga terganggunya keseimbangan kualitas hidup."
Rasisme sendiri mengacu pada penindasan sistemik terhadap kelompok ras tertentu, dan hal ini dapat terwujud dalam beberapa cara. Dalam beberapa kasus, tindakan rasisme berisiko mengarah pada kekerasan.Rasisme sendiri mengacu pada penindasan sistemik terhadap kelompok ras tertentu, dan hal ini dapat terwujud dalam beberapa cara. Dalam beberapa kasus, tindakan rasisme berisiko mengarah pada kekerasan.Â
Rasisme adalah praktik diskriminasi terhadap orang berdasarkan ras atau latar belakang etnisnya. Sedangkan rasis adalah orang yang melakukan tindakan rasisme. Menurut Human Rights Careers ada beberapa penyebab rasisme, di antaranya adalah:
1.KESERAKAHAN DAN KEPENTINGAN PRIBADI
Banyak akademis percaya bahwa keyakinan rasis dikembangkan untuk membenarkan kepentingan pribadi. Contohnya, tindakan yang dilakukan investor Eropa pada zaman dulu terhadap masyarakat melalui perdagangan budak Transatlantik. Tujuannya, untuk mendukung industri tembakau, gula, dan kapas secara besar-besaran di Amerika.Â
2.Representasi media
Cara media mewakili orang-orang dari berbagai ras dalam buku, TV, film, dan musik, berdampak besar pada cara masyarakat memandang suatu ras. Disadari atau tidak, media juga membentuk budaya dan menanamkan keyakinan rasis pada generasi muda dan mereka yang baru mengenal suatu negara.
3.Rasisme ilmiah
Pada tahun 1776, ilmuwan Jerman Johann Fredrich Blumenbach mengklasifikasikan manusia menjadi lima kelompok, menempatkan "Kaukasia" atau "ras kulit putih" di urutan teratas. Pada pertengahan tahun 1800-an, Samuel George Morton mengemukakan bahwa ukuran otak berhubungan dengan kecerdasan.Â
Dia menyimpulkan bahwa orang kulit putih memiliki tengkorak yang lebih besar dan karena itu lebih unggul secara intelektual. Â Rasisme ilmiah semakin kuat seiring berjalannya waktu.Â
*Kekerasan rasial dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang, baik secara psikologis, biologis, maupun sosial:
Psikologis
Stres berkepanjangan akibat rasisme dapat menyebabkan gangguan keseimbangan mental dan emosional, seperti perasaan takut, cemas, marah, depresi, dan mudah tersinggung.
Biologis
Paparan rutin terhadap rasisme dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, peningkatan risiko stroke, tekanan darah tinggi, dan asma.
Apa itu Trauma Rasial?
Untuk mendefinisikan trauma rasial secara akurat, penting untuk terlebih dahulu mendefinisikan apa yang bukan trauma rasial. Baik Drayton maupun Granados sepakat bahwa trauma rasial tidak sama dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD) karena satu ciri utama yang menentukannya
*Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental:Â
Â
1.Kelola stres: Olahraga, meditasi, yoga, dan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres.Â
Â
2.Istirahat yang cukup: Pastikan Anda mendapatkan waktu istirahat yang cukup.Â
Â
3.Jaga pola makan: Pastikan Anda menjaga pola makan yang sehat.Â
Â
4.Hindari alkohol dan obat-obatan: Hindari alkohol dan obat-obatan.Â
Â
5.Bersikap positif: Berpikir positif dan fokus pada hal-hal positif dalam hidup.Â
Â
6.Akui perasaan negatif: Kenali dan akui perasaan negatif seperti sedih, kecewa, dan marah.Â
Rasisme dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan gangguan kesehatan mental, seperti PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), kecanduan, dan gangguan makan. Ini disebabkan oleh beban stres kronis dan ketidaksetaraan yang dialami oleh orang yang menjadi sasaran rasisme
Sebaliknya, masalah kesehatan mental seperti stres berlebihan, kecemasan, atau depresi dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi produktivitas, dan menyebabkan ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
Rasisme dapat berdampak pada pelaku dalam berbagai cara, di antaranya:
Menutup pembicaraan
Menuduh orang lain sebagai rasis secara otomatis menempatkan mereka pada posisi pembelaan, menutup dan mengakhiri pembicaraan.
Rasisme sistemikÂ
Rasisme sistemik melibatkan entitas atau institusi yang berwenang dalam menegakkan kebijakan perihal rasisme, baik yang berada di dalam bidang pendidikan, pemerintahan, perawatan kesehatan, perumahan, dan hal serupa lainnya.
Rasisme terhadap warga Asia-Amerika Kepulauan Pasifik (AAPI) bukanlah fenomena baru di Amerika Serikat. Namun, laporan mengenai diskriminasi dan kejahatan rasial terhadap komunitas ini semakin meningkat selama pandemi COVID-19.Â
Orang yang sering mengalami rasisme mungkin mengalami penurunan kesejahteraan emosional.Mereka dapat merasa terisolasi, tidak dihargai, dan bahkan meragukan harga diri mereka sendiri.Kaukasia atau ras kulit putih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H